Previous Next
  • Perang Teluk

    Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki. Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990...

  • 5 Negara yang Terpecah Akibat Perang Dunia II

    Negara yang terpecah adalah sebagai akibat Perang Dunia II yang lalu di mana suatu negara diduduki oleh negara-negara besar yang menang perang. Perang Dingin sebagai akibat pertentangan ideologi dan politik antara politik barat dan timur telah meyebabkan negara yang diduduki pecah menjadi dua yang mempunyai ideologi dan sistem pemerintahan yang saling berbeda dan yang menjurus pada sikap saling curiga-mencurigai dan bermusuhan. Setelah perang dunia kedua, terdapat empat negara yang terpecah-pecah, antara lain:

  • Serangan Sultan Agung 1628 - 1629

    Silsilah Keluarga Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Dilahirkan tahun 1593, merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Ayahnya adalah raja kedua Mataram, sedangkan ibunya adalah putri Pangeran Benawa raja Pajang. Versi lain mengatakan, Sultan Agung adalah putra Pangeran Purbaya (kakak Prabu Hanyokrowati). Konon waktu itu, Pangeran Purbaya menukar bayi yang dilahirkan istrinya dengan bayi yang dilahirkan Dyah Banowati. Versi ini adalah pendapat minoritas sebagian masyarakat Jawa yang kebenarannya perlu untuk dibuktikan. Sebagaimana umumnya raja-raja Mataram, Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri. Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri sultan Cirebon, melahirkan Raden Mas Syahwawrat. Yang menjadi Ratu Wetan adalah putri dari Batang keturunan Ki Juru Martani, melahirkan Raden Mas Sayidin (kelak menjadi Amangkurat I)...

  • Perang Dingin

    Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut...

  • Perang Kamboja-Vietnam

    Pada tahun-tahun terakhir menjelang kejatuhan saigon tahun 1975, negara-negara anggota ASEAN mencemaskan kemungkinan penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Asia Tenggara. Ketegangan terus memuncak mengingat ASEAN adalah negara-negara Non-Komunis sedangkan negara-negara Indochina adalah negara komunis. Kemenangan Vietnam pada Perang Vietnam sudah tentu mengkhawatirkan ASEAN ditengah rencana Amerika Serikat untuk mengurangi kehadiran pasukannya yang selama ini secara tak langsung melindungi ASEAN dari invasi komunis ke kawasan tersebut...

Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Bautzen (20-21 Mei 1813) adalah pertempuran antara Perancis dan pasukan gabungan Prusia dan Rusia. Pasukan Prusia dan Rusia dapat dipukul mundur oleh Napoleon I. Setelah pemboman yang intens oleh pasukan artileri Napoleon dan jam pertempuran yang panas, garis pertahanan pertama dikuasai Perancis dan merebut kota Bautzen. Pasukan Prusso-Rusia tampaknya goyah. Ketika malam tiba, Perancis siap untuk memotong garis sekutu agar mereka mundur. Tapi Marsekal Ney menjadi bingung dan salah posisi sehingga pintu kiri terbuka bagi Sekutu untuk melarikan diri.

Battle of Bautzen 1813 by Bellange.jpg
Pertempuran Bautzen

Pertempuran pada hari berikutnya, kembali keras dan setelah beberapa jam, serangan Perancis diperbarui dan mulai mendapatkan momentum. Namun serangan ini hanya dimaksudkan untuk memperbaiki posisi sekutu di tempat sehingga mereka bisa dipotong dan melindungi. Sekali lagi, Marsekal Ney menjadi terganggu dan memutuskan untuk merebut desa Preititz, sehingga kehilangan rencana strategis yang penting yaitu memotong sekutu.

Prusso-Rusia yang sedang mendesak kembali, menyeberangi sungai dan pada pukul 4 sore, ketika Pasukan Pengawal dikirim, mulai mundur. Tanpa pasukan Ney untuk mengunci mereka, namun mereka lolos kembali dari kekalahan total dari rencana Napoleon. Kerugian di kedua belah pihak mencapai sekitar 20.000. Tetapi beberapa sumber lain (sebagian besar sumber-sumber Jerman - sebagai contoh: Schlacht bei Bautzen, Lusatia Verlag, Dr Stubner & Co.KG, 1993) juga mengatakan, bahwa kerugian di sisi Perancis secara signifikan lebih tinggi karena taktik serangan agresif mereka yang gagal untuk memotong garis pertahanan sekutu, dan sekutunya hanya kehilangan 11.000 - 14.000. Kemenangan Perancis di Bautzen (setidaknya di Jerman) sering disebut kemenangan Pyrrhic.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Vimy Ridge adalah pertempuran awal dari Pertempuran Arras di Utara Pas-de-Calais Perancis pada Perang Dunia I, sebagai serangan pengalihan untuk Serangan Nivelle Perancis. Tujuan pertempuran ini adalah untuk mengambil posisi Jerman di tanah tinggi di sepanjang lereng curam di ujung utara Arras. Dengan harapan sisi selatan bisa maju tanpa dihujani peluru Jerman. Hari pertama serangan Korps Kanada berhasil merebut sebagian besar tebing. Kemudian Kota Thélus pada hari kedua setelah serangan Korps Kanada mengalahkan perlawanan Jerman. Tujuan akhir, benteng bukit yang terletak di luar kota Givenchy-en-Gohelle, jatuh ke Korps Kanada pada tanggal 12 April. Pasukan Jerman kemudian mundur ke garis Oppy-Méricourt.

The Battle of Vimy Ridge.jpg
Pertempuran Vimy Ridge lukisan dari Richard Jack. dari Museum Perang Kanada.

Korps Kanada melakukan serangan di Vimy Ridge dengan merayap di belakang bendungan, dan menggunakan senapan mesin (berat 80 kg) untuk setiap brigade, termasuk senapan Lewis di setiap peleton - pasukan bisa maju sejauh sekitar 3.700 meter dari pertahanan Jerman, dan merebut puncak punggung bukit sekitar pukul 13:00. Sejarawan militer yang mengaitkan keberhasilan serangan ini untuk perencanaan Komandan Korps Kanada Julian Byng dan bawahannya Jenderal Arthur Currie, pelatihan yang konstan, dan penugasan dari tujuan spesifik untuk masing-masing pleton. Dengan memberi tujuan tertentu pada setiap unit, pasukan bisa melanjutkan serangan bahkan saat para perwira mereka terbunuh atau komunikasi rusak, sehingga dapat mengatasi dua masalah utama pertempuran di blok Barat.

Pasukan senapan mesin Kanada di Vimy Ridge

Pertempuran ini merupakan kesempatan pertama bagi empat divisi dari Canadian Expeditionary Force berpartisipasi pada pertempuran bersama-sama, dan dengan demikian menjadi simbol nasionalistis Kanada bagi prestasi dan pengorbanan. sekitar 100 ha (sebagian dari medan pertempuran) sekarang berfungsi sebagai taman peringatan dilestarikan dan tempat peringatan Korp Kanada.


Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Bukit 60 adalah serangan besar akhir Pertempuran Gallipoli yang terjadi pada tanggal 21 Agustus 1915 bertepatan dengan serangan pedang Hill oleh British Suvla, Korps IX Jenderal Stopford. Bukit ini merupakan bukit kecil berada di ujung utara Sari Bair tempat pendaratan British Suvla. Merebut bukit ini akan memungkinkan pendaratan Suvla dan Anzac menjadi aman.

William Birdwood near Hill 60.jpg
Marsekal William Birdwood, Baron Pertama 
Birdwood dekat Bukit 60, Oktober 1915. 

Awal Pertempuran

Pertempuran Bukit 60 adalah serangan Inggris untuk merebut kembali Bukit 60 dari Jerman. Pertempuran ini merupakan bagian dari Pertempuran Neuve Chapelle. Bukit 60 adalah bukit di sisi selatan dari Ypres Salient dan diberi nama 60 sebagai tanda batas ketinggian. Bukit direbut Jerman pada 10 Desember 1914 dari pasukan Perancis, setelah pertempuran posisi menuju laut. Sebagian besar pertempuran di sekitar Bukit 60 ini berada di bawah tanah dan Inggris membuat jalur ranjau di bawah bukit. Pada April 1915, 21 ranjau telah dipasang. Pada tanggal 17 April 1915 ranjau itu meledak dan menghancurkan sebagian besar bukit serta membunuh banyak tentara Jerman yang berada di parit. Batalyon Inggris hanya menderita 7 korban dalam merebut bukit.

Sebuah serangan balasan Jerman berhasil merebut kembali bukit dari Inggris pada 18 April. Pertempuran pun berlanjut hingga 22 April. Bukit 60 akhirnya direbut Jerman setelah serangan gas pada 5 Mei 1915. Hanya 2 perwira dan 70 orang dari satu batalyon selamat karena pertahanan kokoh pleton Devon dan Dorset dan Markas Batalyon dari Resimen Duke Wellington dapat mencegah penyerangan tersebut.

Pertempuran

Tujuan asli Pertempuran Sari Bair, pada tanggal 6 Agustus, adalah puncak bukit 971 dan Chunuk Bair. Puncak yang kedua telah direbut oleh infanteri Selandia Baru sebelum serangan balasan di Turki.

Komandan Inggris mengalihkan serangan dari bukit 971, karena di luar jangkauan, menjadi Hill 60. Pasukan penyerang Jenderal John Monash Brigade Infanteri ke-4 Australia, yang telah mencapai Bukit 971 dan telah mengambil posisi di sebuah alur, dikenal sebagai Lembah Australia, yang menuju ke arah Bukit 60. Terlibat juga dalam pertempuran ini Brigade ke-29 India, dua resimen dari Brigade Mounted Rifles Selandia Baru (Canterbury dan Otago) dan tiga batalyon Tentara Inggris.

Pada tanggal 21 Agustus, serangan pertama Batalyon 13 dan 14 Australia tanpa dukungan artileri yang efektif, dihujani tembakan dari Bukit 60 dan Bukit 100. Namun, Brigade India berhasil mencapai kaki bukit. Pada tanggal 22 Agustus, serangan itu diperkuat oleh Batalyon 18 Australia yang merupakan bagian dari Divisi ke-2 Australia menyerang dengan bayonet saja dan menderita 383 korban pada serangan pertama mereka.

Pada tanggal 27 Agustus serangan dilanjutkan dan berhasil menaiki lereng bukit tetapi puncak bukit itu masih diduduki Turki. Brigade berkuda ke-3 Australia, berjuang di Pertempuran Nek dilibatkan ke pertempuran sebagai bala bantuan. Pada malamnya, Resimen berkuda 9 dikirim sebagai serangan terakhir di Bukit 60. Sekitar 80 orang yang dipimpin oleh Komandan baru, Letnan Kolonel Reynell kehilangan arah dan terjebak di tempat terbuka oleh penembak senapan mesin Turki. Hasilnya adalah kematian Reynell dan 27 laki-laki. Daftar lengkap orang-orang ini tersedia di 9 LHR dan Bukit 60.

Pada tanggal 28 Agustus, Australia merebut beberapa parit Turki di puncak bukit tetapi Turki berhadapan dengan pasukan British Suvla di bagian utara. Menyerang dan kontra-menyerang berlanjut sampai tanggal 29 Agustus. Serangan Sekutu akhirnya berhenti.

Setelah Pertempuran

Akhir pertempuran di Bukit 60, Letnan Hugo Throssell Resimen Berkuda 10 Australia memperoleh penghargaan Victoria Cross karena pertempuran bom yang hebat. Sekutu menderita sekitar 2500 korban selama delapan hari pertempuran. Kekuatan Batalyon 18 Australia berkurang menjadi sepertiga kekuatan aslinya setelah dua minggu pertempuran. Sekarang Bukit ini menjadi lokasi pemakaman bukit 60, komisi makam pahlawan perang negara persemakmuran.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Loos adalah salah satu dari serangan utama Inggris di blok Barat Perang Dunia I pada tahun 1915. Pertempuran Loos dikenal setelah Pertempuran Artois Kedua. Pertempuran ini merupakan pertama kali bagi Inggris menggunakan 140 ton gas beracun. Tindakan pemboman (intensitas rendah dalam perang parit) dilakukan karena Jenderal Douglas Haig, Kepala Angkatan Darat Pertama Inggris, yang mengambil alih komando operasi, tidak menemui jalan keluar untuk memenangi pertempuran. Beberapa gas terbawa angin ke arah pertahanan parit Inggris.

British infantry advancing at Loos 25 September 1915.jpg
Pasukan Infantri Inggris menembus awan gas di Loos,
25 September 1915.

Pertempuran mulai tanggal 25 September. Inggris mampu menerobos pertahanan parit Jerman dan merebut kota Loos. Namun, jalur komunikasi dan pasukan cadangan terhambat untuk tepat waktu sehingga kemenangan ini tidak dapat dieksploitasi. Dan pada hari-hari berikutnya, Jerman siap untuk menghalau setiap terobosan pasukan musuh.

Pada tanggal 28 September Inggris terpaksa mundur ke posisi awal mereka.

Pasukan Inggris yang gugur dalam pertempuran ini diantaranya John Kipling, anak Rudyard Kipling, Fergus Bowes-Lyon, saudara Elizabeth Bowes-Lyon (kemudian menjadi Ratu, istri dari George VI), dan penyair Charles Sorley.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Neuve Chapelle dan Artois terjadi mulai tanggal 10 Maret sampai 13 Maret 1915 diawali oleh serangan Inggris di wilayah Artois dan menerobos ke Neuve-Chapelle. Meskipun kondisi cuaca buruk, pertempuran berjalan sangat baik bagi Inggris. Korps Penerbang Kerajaan Inggris mendominasi udara dan membombardir perjalanan logistik dan transportasi (kereta api) Jerman. Di tengah serangan, dua Kompi dari Jaeger Batalyon 11 Jerman (diperkirakan 200 orang dan satu senapan mesin selamat) menghambat pergerakan pasukan selama lebih dari 6 jam sampai dipaksa mundur. Setelah, Neuve Chapelle dipertahankan dan tidak ada pergerakan atau terhenti. Meskipun fotografi udara sangat berguna pada suatu tingkat tertentu, dan tidak mampu mengidentifikasi secara efisien pertahanan musuh.

NYTMapNeuveChapelle1915.png
Posisi pertempuran, New York Times, Mei 1915

Komandan Inggris tidak mampu untuk berkomunikasi dengan pasukan lainnya, dan pertempuran menjadi tidak terkoordinasi sehingga mengganggu pengiriman logistik. Pada tanggal 12 Maret, pasukan Jerman yang dipimpin Putra Mahkota Bavaria, Rupprecht melancarkan serangan balasan, walaupun gagal, setidaknya berhasil membuat kemungkinan kemajuan pergerakan pasukan pada pertempuran berikutnya, kampanye secara resmi ditinggalkan pada 13 Maret. 40,000 orang dari pasukan Sekutu terlibat dalam pertempuran dengan korban 11,200 (Inggris: 7.000, India: 4.200). Begitu pula dengan pasukan Jerman.

Pasukan British India berusaha mencegah pasukan Jerman (dipimpin Jenderal Erich van Falkenhayn) dengan menciptakan di garis pertahanan British tepat di sebelah selatan Neuve-Chapelle. Pada tanggal 28 Oktober 1914, Korps India berhasil memasuki desa Chapelle Neuve tapi dipaksa mundur oleh serangan balasan Jerman. Selama seminggu bertempur, Korps ini kehilangan 25 orang Inggris dan India lebih dari 500 orang terbunuh serta 1,450 terluka. Pada Desember 1914, Korps India pindah ke daerah selatan Givenchy, Neuve Chapelle. Pada 16 Desember 1914, mereka berusaha untuk merebut garis depan Jerman namun gagal. Dan kehilangan 54 orang sehingga jumlah yang terbunuh bertambah.

Separuh kekuatan Korps India menyerang musuh di Pertempuran Neuve Chapelle pada 10 Maret 1915. ini merupakan salah satu komitmen utama untuk Angkatan Darat India di blok Barat. Korps India berusaha untuk memecahkan garis pertahanan Jerman di Neuve Chapelle dan untuk merebut Aubers. Namun, kegagalan logistik Inggris (jangkauan senjata untuk melindungi pergerakan pasukan India) membuat pasukan India menyerang tanpa tembakan perlindungan. Hampir 1,000 terbunuh. Serangan lainnya dilakukan atas perintahn Panglima Angkatan Darat pertama Inggris, Jenderal Sir Douglas Haig, juga tragis hasilnya. Pada tanggal 25 April 1915, Korps pertama India bertempur dengan gas beracun.

Penembak Gobar Singh Negi dari pasukan ke-2 / 39 Garhwal Rifles dianugerahi Victoria Cross, Inggris Raya memberikan penghargaan tertinggi untuk keberaniannya. Dari catatanya: Untuk keberanian bertempur di 10 Maret 1915, di Neuve-Chapelle. Selama serangan terhadap posisi Jerman ia adalah salah satu bayonet dengan bom yang masuk ke parit utama mereka, dan adalah manusia pertama yang selalu patroli, mengusir musuh sampai mereka menyerah. Dia terbunuh dalam pertempuran ini. Gobar Singh Negi adalah salah satu dari 4.700 prajurit British India pada Tugu pahlawan India Neuve-Chapelle dipelihara oleh Komisi Makam Pahlawan Perang Negara Persemakmuran. Kuburan Tentara India dan Badan Tenaga Kerja India ditemukan di Ayette, Souchez dan Neuve Chapelle.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Thiepval Ridge adalah serangan besar pertama Tentara Cadangan Inggris yang dipimpin Letnan Jenderal Hubert Gough selama Pertempuran Somme dan dirancang bersamaan dengan penyerangan Angkatan Darat ke-4 Inggris pada Pertempuran Morval. Pertempuran terjadi pada tanggal 26 - 28 September 1916 di Thiepval, Lembah Ancre dari Schwaben Redoubt sampai Courcelette.

Stretcher bearers Battle of Thiepval Ridge September 1916.jpg
Pemikul tandu membawa korban terluka selama Pertempuran Thiepval Ridge

Pada 26 September, setelah tiga hari pengeboman, empat penyerang divisi menyerbu sepanjang 6.000 yard. Di sisi kanan pasukan ke-2 Kanada dan Divisi 1 merayap di bendungan dengan tujuan utara Courcelette. Sebelah utara Divisi 11 menyerang tanpa diketahui di reruntuhan Mouquet Farm, tapi mengalami kesulitan menundukkan pertahanan musuh. Pada akhirnya divisi 11 diizinkan bergerak menuju Zollern Redoubt tapi mengalami keterlambatan karena banyak. Penyerangan pasukan Australia dilakukan tanpa keberhasilan di Agustus dan September, dan kemudian penyerangan pasukan Kanada pun mengalami hal yang sama.

Divisi 18 menuju Thiepval dengan sukses, tapi mendapat perlawanan musuh dan tekanan ke desa dihentikan oleh tembakan senapan mesin dekat reruntuhanan istana.

Hari dua penyerangan pertahanan Jerman di Thiepval dilakukan oleh Mayor Jenderal Ivor Maxse, Divisi 18. Thiepval menjadi sasaran pada tanggal 1 Juli 1916, hari pertama di Somme. Divisi 18 telah berperforma baik di Montauban pada 1 Juli sejak dipimpin oleh komandan berbakat, Mayor Jenderal Ivor Maxse. Divisinya mampu menyerang langsung dari selatan, karena posisi Jerman di timur Thiepval telah melemah akibat serangan terhadap Mouquet Farm.

Sukses operasi Inggris pada 28 September dengan merebut Schwaben Redoubt, utara Thiepval, sasaran lain pada hari pertama adalah lokasi pertempuran sengit Divisi 36 (Ulster). Jenderal Gough ingin sekali melanjutkan tekanan pada pertahanan Jerman dan pertempuran memasuki tahap baru, dikenal sebagai Pertempuran Ancre Heights.

Pada 4 Oktober Divisi Kanada membuat kemajuan signifikan di timurlaut Thiepval. Tidak sampai tanggal 14 Oktober pasukan terakhir Jerman diusir dari Schwaben Redoubt dan Korps Kanada berjuang mengalami keterlambatan pada bagian Regina Trench hingga minggu kedua November.

Sumber: http://warofweekly.blogspot.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Le Transloy adalah serangan terakhir Angkatan Darat Keempat Inggris selama Pertempuran Somme 1916. Sukses pada Pertempuran Morval di akhir September, Angkatan Darat Keempat Letnan Jenderal Henry Rawlinson akhirnya merebut lapis ketiga pertahanan Jerman di Somme. Sayangnya, hanya ada tiga lapis di awal Pertempuran Somme pada bulan Juli. Jerman tidak tinggal diam selama Sekutu bergerak lambat dan pasukan Rawlinson berhadapan dengan lapis keempat pertahanan di sepanjang punggung bukit di luar Transloy sedangkan lapis kelima dan keenam pertahanan sedang dipersiapkan.

60pdrLeTransloyOct1916.jpg
Pasukan Inggris memindahkan posisi 60 senjata di Bazentin-le-Petit

Namun demikian, komandan Inggris, Jenderal Sir Douglas Haig, masih memiliki rencana untuk menerobos dengan melibatkan tiga pasukan di Somme; Angkatan Darat Keempat di selatan, Angkatan Darat Cadangan (kemudian Angkatan Darat Kelima) di pusat dan Angkatan Darat Ketiga, Jenderal Edmund Allenby, di utara. Langkah pertama adalah merebut Transloy.

Pertempuran, pada tanggal 1 Oktober, mulai dengan merebut Eaucourt L'Abbaye oleh Divisi 47 (1/2nd London) serta Albert-Bapaume sepanjang jalan menuju Le Sars. Keberhasilan pertempuran ini dilanjutkan pada 7 Oktober dan Le Sars direbut oleh Divisi 23 Inggris namun laju pasukan Kanada terhenti.

Medan perang, yang telah hancur oleh pengeboman artileri terus-menerus selama tiga bulan sebelumnya, berubah menjadi rawa akibat cuaca memburuk. Rawlinson menyerang pada 12 Oktober termasuk Newfoundlander di Gueudecourt, 18 Oktober dan 23 Oktober, tetapi ada sedikit peluang memperoleh keuntungan yang signifikan. Pada tanggal 5 November pasukan Australia dari Korps Anzac I panik meskipun protes dari beberapa komandan korps yang percaya serangan akan menjadi sia-sia.

Pertempuran Passchendaele 1917 telah menjadi identik dengan lumpur dan penderitaan tetapi menurut sejarawan resmi Australia, Charles Bean, kondisi di Somme pada bulan November merupakan "terburuk yang pernah dikenal oleh AIF Pertama"

Partisipasi Resimen Newfoundland Kerajaan Inggris dalam Pertempuran Le Transloy diperingati dengan Newfoundland Gueudecourt Memorial. Tempat peringatan menandai kembalinya Newfoundlanders ke Somme pada awal Oktober setelah 4 bulan sebelumnya hancur oleh serangan pada 1 Juli di Beaumont Hamel (pada hari pertama Pertempuran Somme). Batalyon Newfoundland yang dibangun kembali memainkan peran penting dalam merebut posisi Jerman di timurlaut Hilt Trench Gueudecourt.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Guillemont merupakan bagian dari Pertempuran Somme pada Perang Dunia I yang terjadi pada 3 - 6 September 1916 di Guillemont. Pertempuran Guillemont terjadi setelah Pertempuran Bazentin Ridge dan menjadi sasaran penyerangan di akhir bulan Juli dan Agustus. Sektor ini berisi sejumlah titik kekuatan pasukan Jerman; Delville Wood, Falfemont Farm, Guillemont, Combles dan Maurepas; saling memberikan perlindungan bagi yang lain.

German dead Guillemont September 1916.jpg
Jerman mati dalam parit dan pos senapan mesin di dekat Guillemont 
selama Pertempuran Somme, September 1916.

Pasukan Inggris memimpin pasukan Perancis yang berada di sisi kanan pada pertempuran Guillemont, sementara pasukan Jerman mencegah operasi gabungan pasukan Sekutu. Pada tanggal 18 Agustus, serangan gabungan Inggris-Perancis dilaksanakan dengan tiga korps Inggris menyerang sekitar Guillemont sementara Perancis menyerang Maurepas. Inggris berhasil merebut 16 pangkalan di Guillemont tetapi gagal mencapai tujuan.

Serangan menentukan terjadi pada tanggal 3 September dengan Divisi 20 (Light) Inggris dan Brigade 47 Divisi 16 (Irlandia) merebut Guillemont sementara Divisi ke-5 Inggris maju di sebelah kanan, akhirnya merebut Falfemont Farm pada tanggal 5 September. Fusilier Resimen 73 Jerman dari Letnan Ernst Jünger terlibat dalam pertahanan Guillemont dan dalam memoarnya, Storm of Steel, ia menggambarkan kondisi Jerman yang mengerikan. Sejarah Resimen 73 menyatakan: "Tak seorang pun dari 3 Kompi dapat melaporkan hasil pertempuran karena semua pasukan tewas". Ada 5 orang dari Kompi 5 Resimen Infanteri 76.

Perebutan Guillemont melemahkan pertahanan Jerman. Delville Wood akhirnya dapat diamankan dan Ginchy direbut dengan relatif cepat oleh Divisi ke-16 (Irlandia) pada tanggal 9 September. Pada tanggal 15 September, Inggris berada dalam posisi untuk melancarkan serangan besar berikutnya yaitu Pertempuran Flers-Courcelette.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Ginchy merupakan bagian dari Pertempuran Somme pada Perang Dunia I yang terjadi pada tanggal 9 September 1916 di Ginchy. Pertempuran Ginchy berlangsung ketika Divisi 16 Inggris Raya (Irlandia) merebut Ginchy dari Jerman. Namun Royal Munster Fusiliers Irlandia menderita banyak korban. Dua serangan Brigade 47 (Batalyon 8) gagal total, pertahanan musuh tidak terpengaruh oleh pemboman Inggris. Tujuh batalyon Irlandia terutama yang terlibat pada pertempuran ini kehilangan 8 perwira dan 220 orang terbunuh, 6 perwira dan 61 orang dari Batalyon-9 Royal Dublin Fusiliers.

Bundesarchiv Bild 183-R05148, Westfront, deutscher Soldat.jpg
Prajurit muda Jerman pada pertempuran Somme (Sommekämpfer), photo tahun 1916

Pada pertempuran Somme, serangan itu sangat sukses karena berhasil merebut desa. Irlandia meruntuhkan pertahanan desa dalam satu jam. Koran London berjudul Bagaimana Irlandia merebut Ginchy - Spendid keberanian pasukan Irlandia. Ginchy merupakan pos pengamatan strategis Jerman terhadap seluruh medan perang. Pukulan berat bagi Jerman atas kekalahan di Ginchy.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Somme merupakan pertempuran terbesar antara Anglo-Perancis dan Jerman dan terjadi pada tanggal 1 Juli - 18 November 1916 pada Perang Dunia I. Pertempuran Somme disebut juga Serangan Somme, sebagai operasi militer paling berdarah dengan 1,5 juta korban di kedua belah pihak.

Pasukan Batalyon 11, Resimen Cheshire, dekat La Boisselle, Juli 1916

Komandan BEF, Jenderal Sir Douglas Haig melakukan serangan besar pertama Inggris di Flanders utara, karena diperkirakan pertahanan Jerman kurang dipersiapkan dengan baik dan ada kemungkinan berhasil. Jenderal Joseph Joffre, Panglima Tentara Perancis bersikeras bahwa pasukan mereka harus berjuang berdampingan, menyeberangi Sungai Somme ke selatan, Haig mengalah dan serangan direncanakan untuk Agustus 1916. Namun, pada Februari 1916 Jenderal Erich von Falkenhayn memerintahkan 5 Tentara Jerman melawan Korps XXX Perancis di selatan Verdun, dekat perbatasan Jerman. Pada bulan Mei, Joffre memerintahkan Haig untuk memajukan tanggal serangan dan direncanakan sebanyak mungkin. Tujuannya adalah Inggris agar mencoba menerobos tiga garis pertahanan Jerman, sepanjang 20 mil (32 km) sungai Somme utara serta untuk menarik pasukan Jerman ke utara untuk meringankan tekanan musuh di Verdun, Perancis.

Pertempuran dimulai dengan infanteri dan kavaleri pada pertempuran individu, bahkan penggunaan tank dan artileri untuk melindungi pasukan sejauh 7 mil (11 km) dari wilayah Sekutu. Kedua belah pihak telah menderita banyak korban tanpa klaim kemenangan strategis.

Pertempuran Somme terdiri atas beberapa pertempuran kecil seperti :

* Pertempuran Morval

Sumber: http://id.wikipedia.org
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Isonzo Kesembilan

Pertempuran Isonzo Kesembilan adalah serangan Italia terhadap Austria-Hungaria selama Perang Dunia I yang terjadi pada tanggal 31 Oktober sampai 4 November 1916. Pertempuran dilakukan setelah Italia berhasil merebut Gorizia pada bulan Agustus 1916 untuk memperpanjang jembatan ke sebelah kiri kota, berakhir dengan kegagalan bagi Kepala Staf Italia Luigi Cadorna. Dengan pertempuran kesembilan antara tanggal 1-4 November 1916 jumlah korban gabungan dari tiga pertempuran terbukti cukup berat untuk memastikan bahwa setiap serangan berdurasi pendek (masing-masing kurang dari seminggu). Italia menderita 5.000 korban dan Austria-Hongaria 63.000.

Italian Front 1915-1917.jpg
Pertempuran Isonzo ke-9 Juni 1915 — September 1917

Seperti biasa sepanjang Isonzo, Komando Angkatan Darat Austria-Hongaria dari daerah pegunungan yang diritangai secara alami dan tangguh membuat Italia berupaya untuk melakukan terobosan. Ini dimaksudkan untuk memastikan Italia tak dapat menerobos seperti terobosan di belakang perebutan Gorizia selama Pertempuran Isonzo Keenam, melainkan perang berlama-lama berkumpul kecepatan. Tidak satu pihak pun mampu membayar korban tapi Austria-Hongaria pada khususnya telah menemukan garis-garis pertahanan mereka semakin bergerak. Menyadari hal ini mereka terus berseru kepada sekutu Jerman untuk menyediakan bantuan militer pada sektor pertempuran. Ketika Jerman setuju (dirasakan potensi runtuhnya posisi Austria-Hungaria) dan membangun kekuatan gabungan untuk Pertempuran Isonzo Kedua Belas, hasilnya dramatis.

Namun sembilan pertempuran dibatalkan pada tanggal 4 November 1916 dan orang-orang Italia dapat disangkal melemah oleh operasi penyerangan secara terus-menerus sepanjang tahun 1916 dan melihat operasi Isonzo lima yang telah dilakukan empat tahun sebelumnya. Istirahat yang panjang diambil untuk musim dingin. Dan Operasi diperbaharui melalui Pertempuran Isonzo Kesepuluh pada tanggal 12 Mei 1917.

Pertempuran Isonzo Kesepuluh

Pertempuran Isonzo Kesepuluh adalah serangan Italia terhadap Austria-Hongaria selama tanggal 10 Mei sampai 8 Juni 1917 pada Perang Dunia I. Dengan sembilan pertempuran Isonzo yang tidak berhasil dalam jangka waktu 18 bulan, Kepala Staf Italia Luigi Cadorna bertanggung jawab atas kesembilan pertempuran di Sungai Isonzo dan Dia menjadi semakin tidak nyaman pada prospek intervensi Jerman di blok Italia. Perdana Menteri Inggris baru, David Lloyd George, sudah lama percaya bahwa perang tidak bisa dimenangkan di blok Barat. Dijuluki sebagai "bangsa timur" di rumah Lloyd George tetap mendukung Inggris dan Perancis mengalihkan kekuatan dari blok Barat ke Italia sepanjang Sungai Isonzo, untuk "memukul keluar" dari bawah Kekuatan Tengah.

Namun Lloyd George komandan pelaksana harian, termasuk Panglima Douglas Haig, bersama Perancis, tidak setuju, dengan alasan bahwa kekuatan tidak dapat menghindar dari blok Barat, terutama Komandan Perancis Robert Nivelle pada Serangan Aisne mendatang, yang bertujuan untuk mengakhiri perang di barat dalam waktu 48 jam. Akibatnya Nivelle dikirim Ferdinand Foch untuk bertemu dengan Cadorna dan mendiskusikan kemungkinan alternatif. Inggris dan Prancis sepakat untuk bergegas memberi bantuan kepada Italia hanya dalam keadaan darurat; misalnya, bantuan militer Jerman ke Austria-Hongaria; sebuah rencana kontingensi dikembangkan sebagai persiapan. Rencana yang telah disetujui sebagaimana mestinya disiapkan pada akhir Oktober 1917 setelah bencana Italia di Caporetto pada Pertempuran Isonzo Keduabelas.

Dengan mengatur rencana, Prancis menekan Cadorna untuk meluncurkan serangan besar sepanjang sungai Isonzo secara umum koordinasi dengan mereka berskala besar seperti Serangan Aisne (April 1917). Cadorna setuju dan Serangan kesepuluh di Sungai Isonzo diluncurkan dengan pemboman artileri pada 10 Mei 1917. Italia, mengerahkan 38 divisi, hanya melawan 14 divisi Austria-Hongaria. Sebelumnya, tiga pertempuran Isonzo telah melihat Cadorna berkonsentrasi pendek, inisiatif tajam terhadap target yang ditetapkan, biasanya ditujukan untuk memperpanjang jembatan di timur Gorizia. Kali ini Italia kembali ke dataran tinggi Kras, tenggara Gorizia, pengaturan infanteri sepanjang 40 km dalam rangka mencapai terobosan menuju Trieste. Tujuan kedua serangan itu untuk menaklukkan Gunung Škabrijel, sehingga membuka jalan ke Vipava Valley.

Awalnya ada kemungkinan keberhasilan dari serangan tersebut. Namun pada akhir Mei tentara Italia telah maju sejauh 15km dari Trieste hampir mencapai kota pantai Duino, meskipun serangan kompi di tempat lain gagal. Namun demikian, Austria-Hongaria memberikan serangan balasan pada tanggal 3 Juni mereklamasi semua tanah yang hilang pada saat pertempuran dan semua wilayah kecil yang telah diperoleh oleh Cadorna pada tanggal 8 Juni dibatalkan seiring dengan waktu. Beberapa pertempuran juga terjadi di bagian utara Julian Alpen, tempat posisi kekuatan Austria-Hongaria berada di sepanjang punggungan gunung Vršič. Korban terus bertambah menjadi : 157.000 Italia, dengan lebih dari 75.000 korban Austria-Hongaria. Dengan semangat tentara Italia terjun. Cadorna merencanakan satu upaya terobosan lebih lanjut saat ia berkumpul dengan jumlah terbesar dari divisi dan artileri di sepanjang sungai Isonzo.

Pertempuran Isonzo Kesebelas

Pertempuran Isonzo Kesebelas adalah pertempuran antara Italia dan Austria-Hongaria di blok Italia selama Perang Dunia I pada tanggal 18 Agustus sampai 12 September 1917. Kepala Staf Italia, Luigi Cadorna mengkonsentrasikan tiga perempat pasukannya di sungai Isonzo : 600 batalyon (52 divisi) dengan 5.200 senjata. Serangan itu dibawa keluar dari sebuah medan pertempuran di Tolmin (di atas lembah Isonzo) ke Laut Adriatik. Italia menyeberangi sungai di beberapa titik pada jembatan sementara, namun upaya utama yang diberikan pada Dataran tinggi Bainsizza, untuk memajukan dan mematahkan serangan Austria-Hongaria dalam dua segmen garis, mengisolasi pertahanan Gunung Saint Gabriel dan Gunung Hermada.

Setelah pertempuran sengit dan mematikan, Angkatan Darat Kedua Italia, yang dipimpin oleh Jenderal Capello, mendorong kembali pasukan Boroević menaklukkan Bainsizza dan Gunung Santo. Posisi lain yang diambil oleh Angkatan Darat Ketiga, Duke Aosta. Namun, Gunung Saint Gabriel dan Gunung Hermada ternyata ditembus, dan serangan habis.

seorang prajurit di reruntuhan benteng di Carso
 
Setelah pertempuran, Austria-Hongaria lelah, dan tidak bisa menahan serangan lagi. Untungnya bagi mereka (dan sayangnya untuk musuh mereka), begitu pula Italia, yang tidak bisa menemukan kekuatan yang diperlukan untuk penyerangan lain, meskipun telah ditentukan. Jadi, hasil akhir dari pertempuran pertumpahan darah tidak meyakinkan. Selain itu, akhir dari pertempuran meninggalkan Angkatan Darat Kedua Italia (sampai saat itu yang paling berhasil dari Angkatan Darat Italia) terbagi dalam dua bagian di seberang Sungai Isonzo, titik lemah yang terbukti sangat menentukan dalam Pertempuran Isonzo Keduabelas.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Isonzo Kelima

Pertempuran Isonzo Kelima adalah pertempuran lanjutan antara Italia dan Austria-Hongaria pada tanggal 9 - 15 Maret 1916 dalam Perang Dunia I. Italia, di bawah tekanan besar komandan Perancis yang telah memutuskan untuk melakukan serangan lain di Sungai Isonzo. Setelah empat kali menyeberangi sungai Isonzo dan menginvasi wilayah Austria-Hongaria, Luigi Cadorna, Komandan Italia, menyiapkan operasi/serangan baru yang dasyat pada musim dingin dalam pertempuran yang telah mengizinkan Komando Tertinggi Italia untuk mengumpulkan dan mengatur 8 divisi baru. Namun, serangan dilakukan bukan setelah perencanaan strategis yang rinci, melainkan sebagai pengalih perhatian untuk menggeser Kekuatan Tengah dari blok Timur dan dari Verdun, di mana pertumpahan darah terbesar dari perang itu terjadi. Serangan itu hasil dari Konferensi Chantilly pada Desember 1915.

Serangan diperintahkan oleh Cadorna untuk Angkatan Darat ke-2 dan ke-3 Italia sebagai "demonstrasi" melawan musuh, ternyata kurang berdarah daripada yang sebelumnya. Pertempuran itu terjadi di dataran tinggi Kars, dengan tujuan mengambil Gorizia dan jembatan Tolmin. Setelah seminggu pertempuran terdapat 4.000 korban di kedua belah pihak, pertempuran terhenti karena cuaca buruk yang memperburuk kondisi parit dan karena serangan "hukuman" Austria-Hongaria di Trentino. Sepanjang bagian tertentu dp garis depan, terutama di sekitar Gorizia, pertempuran berlanjut terus antara peleton musuh hingga 30 Maret dan seterusnya, dalam suatu perjuangan yang berkepanjangan dan tidak menghasilkan pemenang yang jelas. Cadorna telah menyerukan kepada Rusia (sekutunya) untuk melawan unit Austria-Hungaria di pantai di blok Timur dan memberikan kesempatan Cadorna untuk memposisikan pasukannya di Trentino sambil meninggalkan Pertempuran Isonzo Kelima.

Pertempuran Isonzo Keenam

Pertempuran Isonzo Keenam (6 - 17 Agustus 1916) juga dikenal sebagai Pertempuran Gorizia adalah serangan Italia paling sukses di sepanjang Sungai Isonzo selama Perang Dunia I. Graf Franz Conrad von Hötzendorf telah mengurangi pasukan Austria-Hongaria sepanjang Isonzo (Soca) untuk memperkuat pasukan pada Serangan Trentino. Kepala Staf Tentara Italia, Luigi Cadorna menggunakan rel kereta api untuk menggeser dengan cepat pasukannya dari Trentino kembali ke pertahanan pada serangan Isonzo terhadap kelemahan pertahanan Austria-Hongaria.

Italian troops at Isonzo river.jpg
pasukan Italia sepanjang Sungai Isonzo.

Pada tanggal 6 Agustus, serangan terhadap Gorizia, terkonsentrasi di dua zona: (1) Daerah perbukitan di sebelah barat sungai Isonzo dekat Gorizia dan (2) di tepi barat dataran tinggi Kras dekat del Lago Doberdò. Dalam Pertempuran Doberdò, Italia berhasil menguasai jalur transportasi utama dari kota pantai Duino ke Gorizia, sehingga menjamin mereka untuk maju dari selatan ke Gorizia. Pasukan Austria-Hongaria harus mundur dari garis timur Gorizia (Gunung Škabrijel), meninggalkan kota dengan kondisi rusak berat. Pada 8 Agustus Gorizia direbut Cadorna dan akhirnya dibuat jembatan di Sungai Isonzo. Pasukan Austria-Hongaria bergeser ke sektor Gorizia untuk mencegah terobosan pasukan musuh. Puas akan pembuatan jembatan, Cadorna mengakhiri serangan pada 17 Agustus. Serangan terhadap Gorizia merupakan serangan Italia paling sukses di sepanjang garis Isonzo dan sangat meningkatkan semangat pasukan Italia.

Pertempuran Isonzo Ketujuh

Pertempuran Isonzo Ketujuh adalah pertempuran lanjutan antara pasukan Kerajaan Italia dan Austria-Hongaria di sepanjang Sungai Isonzo pada tanggal 14 - 17 September 1916 selama Perang Dunia I. Pada pertempuran Isonzo ketujuh, Kepala Staf Italia Luigi Cadorna mengalihkan fokus serangan dari berbasis luas menjadi difokuskan pada sasaran tunggal. Pertempuran Isonzo ini melihat Italia mencoba untuk terus memperluas kemenangan mereka di jembatan Gorizia pada serangan di tenggara Gorizia (di daerah yang sekarang bagian dari kotamadya Miren-Kostanjevica) di dataran tinggi Kras.

Walaupun konsentrasi sumber daya lebih besar pada satu titik, dimaksudkan untuk mengurangi jumlah korban, keberhasilan Italia pada Pertempuran Isonzo Keenam agar tidak terulang, dan serangan itu dibatalkan setelah tiga hari jumlah korban bertambah, pada tanggal 17 September 1916. Namun demikian Cadorna terus melakukan serangan sepanjang Isonzo berhasil membawa pergi sumber daya Austria-Hongaria, baik dalam hal tenaga kerja dan ketersediaan artileri. Karena setiap pertempuran berlangsung di Italia 'tampaknya semakin cenderung Austria-Hongaria mengalami kekalahan dan sedikit bantuan dari sekutu Jerman.

Pertempuran Isonzo Kedelapan

Pertempuran Isonzo Kedelapan adalah pertempuran antara Italia dan Austria-Hongaria selama Perang Dunia I yang terjadi pada tanggal 10 - 12 Oktober 1916. Pertempuran Isonzo Kedelapan, hanya berlangsung sebentar dari 10 - 12 Oktober 1916, merupakan kelanjutan dari Pertempuran Isonzo Ketujuh (14-17 September 1916) untuk memperpanjang penguasaan atas jembatan di Gorizia yang didirikan selama Pertempuran Isonzo Keenam pada bulan Agustus 1916.

Kepala Staf Italia Luigi Cadorna bertekad untuk melanjutkan serangan Italia di sebelah kiri kota, kebijakan yang dilanjutkan pada pertempuran berikutnya (pertempuran kesembilan). Seperti sebelumnya, Italia menyerang, dan menimbulkan banyak korban, inisiatif terkonsentrasi dibatalkan sambil menunggu penyembuhan pasukan.
Bersambung..
Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Isonzo Pertama

Pertempuran Isonzo Pertama terjadi antara Italia dan Austria-Hongaria di Italia pada Perang Dunia I, antara 23 Juni dan 7 Juli 1915. Tujuannya adalah mendesak Austria mundur dari posisi pertahanan mereka di sepanjang Sungai Isonzo dan di sekitar pegunungan. Meskipun perbandingan pasukan 2:1 dengan superioritas Italia, serangan mereka (30 Juni) berakhir dengan kegagalan karena komandan Italia, Luigi Cadorna, melakukan serangan frontal setelah pasukan artileri mendapat posisi mengesankan. Pasukan Italia menyerang sepanjang 30 km, gagal untuk mengambil posisi di tepi kiri Isonzo karena Austria memiliki keuntungan posisi pertempuran di atas bukit.

Gorica (sebelah kiri) dan Sungai Isonzo
Serangan 5 Juli memberikan beberapa hasil. Angkatan Darat Kedua Italia dipimpin Jenderal Pietro Frugoni dan Duc d'Aosta III. Sedangkan Komandan Austria, Svetozar Boroević, menerima bantuan kekuatan berupa dua divisi untuk mengakhiri upaya invasi Italia ke Austria. Angkatan Darat Ketiga Italia bertujuan untuk memecah antara Monfalcone dan Sagrado atas semenanjung Doberdò sementara Angkatan Darat Kedua akan masuk dari Podgora dan Monte Sabotino dengan tujuan untuk merebut jembatan Gorizia, kemudian menyeberangi Isonzo, untuk merebut pegunungan KUK dan Priznica serta memimpin sebuah serangan terhadap jembatan Tolmin. Meskipun keunggulan jumlah pasukan dan artileri, tentara Italia tidak bisa mencapai sasaran.


Keuntungan Italia hanya di sektor utara, Sagrado, mereka berhasil mendesak ke atas (sekitar 2 km) Bovec (Gunung Kanin); di sektor selatan, mereka menaklukkan pegunungan di sisi barat dataran tinggi Kras, dekat Fogliano Redipuglia dan Monfalcone. Pada 7 Juli pertempuran Isonzo pertama berakhir.

Pertempuran Isonzo Kedua

Pertempuran Isonzo Kedua adalah operasi militer dari Perang Dunia I, terjadi pada tanggal 18 Juli sampai 3 Agustus 1915 di Italia. Pertempuran antara Italia dan Austria-Hongaria terjadi di tepi Sungai Isonzo. Komandan pasukan Italia, Jenderal Luigi Cadorna, telah mengirim artileri tambahan dengan harapan dapat mencapai Trieste. Namun pasukan Austria-Hongaria memperkuat posisi mereka meskipun kalah jumlah personel karena hanya ada 2 divisi tambahan, dapat menghambat pasukan Italia. Kedua belah pihak kehabisan amunisi senjata ringan dan artileri. Total korban selama tiga minggu sekitar 91.000 orang, (Italia : 43.000 dan Austria-Hongaria : 48.000).

Italian Front 1915-1917.jpg
Sebelas pertempuran Isonzo Juni 1915 — September 1917

Pertempuran Isonzo Ketiga

Pertempuran Isonzo Ketiga terjadi antara Italia dan Austria-Hongaria di Italia pada Perang Dunia I, antara 18 Oktober dan 3 November 1915. Setelah kira-kira dua setengah bulan pemulihan kekuatan akibat dari serangan frontal pada Pertempuran Isonzo Pertama dan Kedua, Luigi Cadorna, Komandan Italia, mengerti bahwa artileri memainkan peran fundamental di bagian depan dan ia membawa 1.200 buah senjata. Tujuan utama adalah untuk merebut jembatan Austria-Hongaria di Bovec (Plezzo dalam bahasa Italia) dan di Tolmin, jika memungkinkan kota Gorizia juga ditaklukkan. Taktik Cadorna, dari penggelaran pasukannya secara merata sepanjang Isonzo, meragukan. Austria-Hongaria mempertahankan daerah yang relatif kecil pada serangan bersenjata untuk mengkonsentrasikan kekuatan senjata mereka.

Orang-orang Italia bisa maju ke Plave (Plava dalam Bahasa Italia) di dekat Kanal ob Soči, di bawah ujung selatan Banjšice (Bainsizza), dan di Gunung San Michele di dataran tinggi Kras dalam upaya mengepung kekuatan pertahanan Gorizia. Dataran tinggi dekat San Michele terjadi serangan besar dan serangan balasan yang melibatkan Angkatan Darat Ketiga Italia dan bala bantuan Austria-Hongaria dari Timur dan Balkan di bawah komando Svetozar Boroević; kedua belah pihak menderita banyak korban. Karena dataran rendah dipegang oleh pasukan Boroević, Austria mampu mempertahankan posisi meskipun banyak korban, namun lebih kecil dari Italia. Pertempuran ini menunjukkan kecemerlangan taktik Boroević walaupun ruang lingkup terbatas dari kampanye. Ketenangan dalam aksi yang berlangsung hampir dua minggu setelah Serangan Italia dimulai lagi.

Pertempuran Isonzo Keempat

Isonzo Pertempuran Keempat adalah pertempuran antara pasukan Italia dan Austria-Hongaria di blok Italia pada Perang Dunia I, terjadi pada 10 November dan 2 Desember 1915. Berbeda dengan tiga pertempuran Isonzo sebelumnya (Juni, Juli dan Oktober), serangan ini berlangsung singkat, dan dianggap sebagai kelanjutan dari serangan sebelumnya. Sebagian besar pertempuran terkonsentrasi di Gorizia dan di dataran tinggi Kras, meskipun terdistribusi di seluruh Isonzo. Angkatan Darat ke-2 Italia, untuk Gorizia, mampu merebut daerah perbukitan di sekitar Oslavia dan San Floriano del Collio yang menghadap ke Isonzo dan kota Gorizia. Angkatan Darat ke-3, menutup seluruh bagian yang menghadap ke laut, mengadakan serangkaian serangan berdarah dan tidak membawa hasil yang menguntungkan.

Gunung Sei Busi, menjadi lokasi pertempuran sengit, telah diserang lima kali oleh pasukan Italia dan selalu sia-sia. Intensitas pertempuran meningkat sampai akhir November, ketika jembatan Tolmin (Italia: Tolmino) dibom oleh kedua belah pihak dan rasio korban per hari meningkat dan mencapai puncaknya. Selama lima belas hari pertama di bulan Desember, meskipun pertempuran menjadi pertempuran berskala kecil bertolak belakang dengan serangan frontal besar-besaran yang menjadi ciri pada pertempuran sebelumnya. Sebuah gencatan senjata ditandatangani bersama dengan dingin di pegunungan Kras, dan operasi dihentikan karena kurangnya pasokan. Komando Tinggi Austria-Hongaria, khawatir akan kerugian besar, meskipun Divisi ke-12 tambahan (bantuan) dikirim ke garis depan, untuk pertama kali meminta bantuan Kekaisaran Jerman, yang tidak secara resmi dalam perang melawan Italia. Alasan ini memimpin Jerman untuk campur tangan di blok Italia tetapi hanya mulai dari Pertempuran Isonzo Kesebelas.
Bersambung..

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

Pertempuran Atlantik pertama merupakan kampanye U-boat pada Perang Dunia I. Kampanye U-Boat (Perang Dunia I) (1914-1918) adalah kampanye laut diprakarsai oleh Jerman terhadap rute perdagangan dari Entente Powers. Ini terutama terjadi di sekitar Kepulauan Inggris dan di Mediterania. Kekaisaran Jerman dan Inggris Raya sangat bergantung pada impor untuk memberi makan penduduk mereka dan suplai industri perang mereka, sehingga keduanya bertujuan untuk blokade satu sama lain. Inggris memiliki Angkatan Laut Kerajaan yang unggul dalam jumlah sedangkan Jerman, armada angkatan laut Kaiserliche terbatas pada Teluk Jerman, dan digunakan perdagangan perampok dan peperangan kapal selam tak terbatas. Blokade Jerman yang sukses menyumbang kekalahan militer pada tahun 1918, dan, berpengaruh sampai dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Versailles pada pertengahan 1919.

Postcard Jerman menggambarkan "SM U-20" U-Boat: 
tenggelamnya RMS Lusitania
 
Kampanye Awal

Laut Utara
Pada hari-hari pertama perang, U-Boat Jerman, sebuah armada kapal dari sepuluh kapal, berlayar dari basis mereka di Heligoland untuk menyerang kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris di Laut Utara dalam perang kapal selam patroli pertama dalam sejarah. Tujuan mereka adalah untuk menyerang unit-unit tempur utama dari Armada Inggris Raya, untuk menimbulkan kerugian. Namun serangan pertama tidak sukses. Hanya satu serangan dilakukan dan dua dari sepuluh U-boat gagal untuk kembali.

Area yang diarsir menunjukkan  
wilayah perang yang diumumkan 
oleh Jerman pada 4 Februari 1915
 
Kemudian usaha mereka berhasilan dari U-21 menenggelamkan Pathfinder, sedangkan pada bulan September U-9 menenggelam 3 kapal penjelajah, Aboukir, Hogue dan Cressy dalam satu serangan. Keberhasilan lain menyusul, pada Oktober, U-9 menenggelamkan kapal penjelajah Hawke, dan U-24 menenggelamkan sebuah kapal perang Formidable. Pada akhir kampanye awal U-boat menenggelamkan sembilan kapal perang, sementara kehilangan lima kapal.

Laut Mediterania
Tahap awal U-boat di Mediterania terdiri dari serangan-serangan Angkatan Laut Austria-Hungaria (KUK) melawan Perancis, yang memblokade Selat Otranto. Pada awal pertempuran KUK memiliki tujuh U-boat; 5 operasional, 2 pelatihan; semua adalah tipe pesisir, dengan jangkauan terbatas dan daya tahan, cocok untuk operasi di Laut Adriatik. Namun mereka memiliki sejumlah keberhasilan. Pada tanggal 21 Desember 1914 U-12 melepaskan torpedo ke kapal Jean Bart, menyebabkan kerusakan berat, dan pada 27 April 1915 U-5 menenggelamkan kapal penjelajah Léon Gambetta, dengan hilangnya banyak nyawa. U-boat KUK tetapi tidak dapat menawarkan kepada sekutu gangguan lalu lintas di Mediterania luar Selat Otranto.

Perang Kapal Selam
Pada tahun 1914 keuntungan utama U-Boat adalah untuk menenggelamkan kapal permukaan yang tidak memiliki alat untuk mendeteksi kapal selam di bawah air, dan tidak berarti untuk menyerang bahkan jika mereka bisa, sementara di U-boat punya senjata torpedo yang bisa menenggelamkan sebuah kapal perang lapis baja dalam satu kesempatan. Kerugian yang kurang jelas, tapi menjadi nyata selama kampanye. Sementara U-boat di bawah air, hampir buta dan bergerak; kapal zaman ini telah membatasi kecepatan dan ketahanan dalam air, sehingga harus berada di posisi sebelum serangan terjadi, bahkan pada permukaan kecepatan mereka (sekitar 15 knot) adalah kurang dari kecepatan kapal perang jelajah.

Daerah yang diarsir menunjukkan
zona peperangan kapal selam tak
terbatas yang diumumkan oleh 
Jerman pada 1 Februari 1917
 
U-boat mencetak beberapa keberhasilan yang mengesankan, dan mampu mendorong kapal induk dari basisnya untuk mencari pelabuhan yang aman, tetapi Angkatan Laut Jerman tidak mampu mengikis kapal induk sebagaimana yang diharapkan. Juga, dalam dua permukaan tindakan utama periode ini U-boat tidak dapat mempunyai efek. Sementara kapal perang yang melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi dan zig-zag yang tidak menentu saja relatif aman, dan selama sisa perang U-boat tidak dapat berhasil menyerang sebuah perjalanan kapal perang dengan cara ini. Pada akhir kampanye awal U-boat menenggelamkan sembilan kapal perang, sementara kehilangan lima kapal.

Serangan Pertama terhadap Kapal Dagang
Serangan pertama di kapal dagang telah dimulai pada bulan Oktober 1914. Pada waktu itu tidak ada rencana untuk U-Boat secara serangan terpadu melawan perdagangan Sekutu. Itu diakui, U-boat memiliki beberapa kelemahan dan mempertaruhkan kampanye tersebut dengan mengasingkan pendapat netral. Dalam enam bulan ke awal perang perdagangan pada bulan Februari 1915, U-19 menenggelamkan kapal sebanyak 43.000.

U-Boat Jerman U 14
 
Partisipasi Jepang

Dimulai pada bulan April 1917, Jepang, sekutu Kerajaan Inggris, mengirim total 14 kapal perusak ke Mediterania dengan kapal penjelajah flagships yang berbasis di Malta dan memainkan peran penting dalam mengawal konvoi untuk menjaga mereka melawan kapal selam musuh. Kapal-kapal itu orang Jepang sangat efektif dalam patroli dan kegiatan anti-kapal selam.[6]Namun, dari 9 kapal selam angkatan laut Austria-Hongaria kalah aksi, 5 yang ditenggelamkan oleh angkatan laut Italia unit (U-13, U-10, U - 16, U-20, dan U-23), 1 oleh Italia dan Perancis unit (U-30), 1 oleh Royal Navy unit (U-3), sementara tidak ada yang ditenggelamkan oleh Angkatan Laut Jepang, yang kehilangan satu kapal perusak (Sakaki , ditorpedo oleh U-27).

Partisipasi Brasil

Pada tanggal 21 Desember 1917, pemerintah Inggris meminta bahwa kekuatan angkatan laut Brasil kapal penjelajah cahaya ditempatkan di bawah kendali Angkatan Laut Kerajaan dan satu skuadron yang terdiri dari kapal penjelajah Rio Grande do Sul dan Bahia, para pemburu Paraíba, Rio Grande do Norte, Piauí, dan Santa Catarina, dan dukungan Belmonte dan kapal laut-akan menarik Pitta Laurindo dibentuk, ditetapkan sebagai Naval Divisão em Operações de Guerra ( "Naval War Divisi Operasi"). The DNOG berlayar pada 31 Juli 1918 dari Fernando de Noronha untuk Sierra Leone, tiba di Freetown di 9 Agustus, dan seterusnya berlayar ke markas baru operasi, Dakar, pada tanggal 23 Agustus. Pada malam 25 Agustus, divisi percaya telah diserang oleh U-Boat ketika kapal penjelajah bantu Belmonte terlihat torpedo lagu. Yang diklaim sebagai kapal selam itu kedalaman bermuatan, menembak, dan dilaporkan tenggelam oleh Rio Grande do Norte, tapi tenggelamnya tidak pernah dikonfirmasi.

The DNOG berpatroli di Dakar-Tanjung Verde-Gibraltar segitiga, yang diduga digunakan oleh U-boat menunggu konvoi, sampai 3 November 1918 ketika berlayar untuk memulai operasi Gibraltar di Mediterania, dengan pengecualian dari Rio Grande do Sul, Rio Grande do Norte, dan Belmonte. Divisi tiba di Gibraltar pada 10 November; sementara melewati Selat Gibraltar, mereka mengira tiga USN subchasers untuk U-kapal namun tidak ada kerusakan yang disebabkan.

Hasil Akhir

kapal Inggris Andex tenggelam 
setelah terkena torpedo dari U-Boat.
 
Dengan U-Boat 1918 kerugian telah mencapai tingkat yang tidak dapat diterima, sementara moral awak kapal mereka telah memburuk secara drastis dan pada musim gugur menjadi jelas bahwa Kekuatan Tengah tidak bisa memenangkan perang. Sekutu bersikeras bahwa sebuah prasyarat penting dari setiap gencatan senjata adalah Jerman menyerahkan semua kapal selam, dan pada 24 Oktober 1918 semua U-boat Jerman diperintahkan untuk menghentikan operasi penyeranga dan kembali ke pangkalan mereka. Sekutu menetapkan bahwa semua kapal selam layak berlayar harus menyerah kepada mereka untuk dibongkar. Peran penting yang dimainkan oleh U-boat di Perang Dunia I adalah penindasan dari pemberontakan Angkatan Laut Jerman pada bulan yang sama, ketika mereka siap untuk "perang tanpa peringatan pada setiap kapal dengan mengibarkan bendera merah".

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Kampanye Gallipoli adalah pertempuran yang terjadi di Gallipoli dari April 1915 sampai Desember 1915 selama Perang Dunia I. Operasi gabungan Britania Raya dan Perancis dilaksanakan untuk merebut ibukota Kesultanan Utsmaniyah, Istanbul dan menyediakan rute laut yang aman untuk perdagangan militer dan agrikultur dengan Rusia. Usaha ini gagal, dan kedua belah pihak menderita korban jiwa yang besar.

Artileri berat dari Senjata kapal penjelajah Jerman Roon, 1915
Operasi Dardanella

Angkatan Laut Jerman mengirimkan kapal selam pertama mereka ke Mediterania untuk menanggapi kampanye Anglo-Perancis Dardanella, setelah jelas bahwa mereka sekutu Austria-Hungaria, mereka tidak dapat berbuat banyak dengan kekuatan kapal selam kecil mereka, dalam mempertahankan Adriatik. Pertama U-boat dikirim, U-21 dan dua kapal pantai kecil, UB-7 dan UB-8, mencapai kesuksesan awal, U-21 tenggelam (kapal perang Angkatan Laut Kerajaan HMS Triumph dan HMS Majestic pada tanggal 25 dan 27 Mei) pada perjalanan ke Konstantinopel.

Invasi

Setelah kegagalan serangan angkatan laut, maka diputuskan bahwa pasukan darat diperlukan untuk menghilangkan pergerakan artileri Turki. Hal ini akan memungkinkan untuk menyapu ranjau air untuk kapal-kapal yang lebih besar. Sekretaris Negara Inggris untuk Perang, Lord Kitchener, menunjuk Jenderal Sir Ian Hamilton sebagai pemimpin Kekuatan Ekspedisi Mediterania, untuk melaksanakan misi.

Pada awal 1915, tentara sukarelawan Australia dan Selandia Baru berkemah di Mesir, menjalani pelatihan sebelum dikirim ke Perancis. Infanteri dibentuk ke Korp Tentara Australia dan Selandia Baru (ANZAC), yang terdiri Division 1 Australia dan Divisi Selandia Baru dan Australia. Jenderal Hamilton juga memiliki Divisi Reguler ke-29 Inggris, Divisi Marinir Kerajaan Inggris (Marinir dan angkatan laut Kerajaan Inggris yang disusun dengan merekrut personnel secara tergesa-gesa) dan Korp Ekspedisi Oriental Perancis (termasuk empat batalyon Senegal) di bawah komandonya.

Persiapan Ottoman

Ada penundaan lebih dari enam minggu sebelum pasukan tiba dari Inggris, memungkinkan pasukan Turki waktu untuk mempersiapkan serangan darat. Para Komandan Kekaisaran Ottoman mulai memperdebatkan cara terbaik untuk mempertahankan semenanjung. Semua sepakat bahwa bentuk yang paling efektif adalah pertahanan dengan cara menahan dari tanah tinggi di punggung semenanjung, namun ada ketidaksepakatan tentang posisi pendaratan musuh untuk memusatkan kekuatan mereka sendiri. Mustafa Kemal (34 tahun, Letnan Kololonel), kenal seluk beluk Semenanjung Gallipoli setelah operasi melawan Bulgaria di Perang Balkan, percaya bahwa Tanjung Helles, ujung selatan semenanjung, dan Gaba Tepe, sebagai kemungkinan dua daerah untuk pendaratan pasukan. Dalam kasus pertama, Kemal menganggap Inggris akan menggunakan angkatan laut dengan perintah mendarat dari setiap sisi ujung semenanjung. Dalam Gaba Tepe, jarak pendek ke pantai timur berarti pasukan bisa dengan mudah mencapai Narrows.

Disposisi Tentara ke-5 Turki
Pada akhirnya, Otto Liman von Sanders tidak setuju. Dalam pandangannya, bahaya terbesar berpose di Besika Bay di pantai Asia. Sanders percaya pasukan Inggris akan mendapat manfaat dari medan lebih mudah diakses dan menargetkan pertahanan Utsmani yang paling penting dalam menjaga selat. Karena itu, Sanders menempatkan dua divisi, sepertiga dari total kekuatan pasukan kelima, di daerah ini. Dua divisi di Bulair terkonsentrasi di utara semenanjung tanah genting, di mana ia percaya bahwa daerah harus ditangkap, pasokan vital dan jalur komunikasi akan memotong. Akhirnya, di Cape Helles, di ujung semenanjung, dan sepanjang pantai Aegea, dua divisi yang ditempatkan dalam bentuk Kesembilan dan divisi kesembilanbelas , yang terakhir yang ditempatkan di bawah komando Mustafa Kemal. Untuk von Sanders, sebagian besar pasukan yang akan diadakan pedalaman dengan pertahanan pantai kecil tersebar di seluruh semenanjung. Strategi menarik pengaduan dari panglima Turki, termasuk Mustafa Kemal Atatürk, yang percaya pasukan Turki terlalu tersebar luas dan tidak dalam posisi untuk mendorong penyerang langsung ke laut.

Keterlambatan pendaratan oleh Inggris membuat perwira Turki mempersiapkan pertahanan. Catatan Von Sanders "memungkinkan empat minggu kami beristirahat untuk semua pekerjaan ini sebelum pendaratan besar mereka ... ini hanya cukup untuk istirahat yang paling diperlukan untuk mengambil langkah-langkah."

Pendaratan

Rencana Invasi 25 April 1915 adalah untuk Divisi ke-29 mendarat di Helles di ujung semenanjung dan kemudian maju ke benteng-benteng di Kilitbahir. Para Anzac itu ke sebelah utara Gaba Tepe di pantai Aegean, mereka bisa maju di semenanjung dan mencegah mundur dari atau penguatan Kilitbahir. Teluk kecil di sekitar tempat mereka mendarat dikenal sebagai Anzac Cove. Sektor ini dari Semenanjung Gallipoli dikenal sebagai 'Anzac'; daerah pendaratan Inggris dan Perancis menjadi dikenal sebagai 'sektor Helles' atau hanya 'Helles'. Perancis membuat pengalihan Kum mendarat di Kale di pantai Asia sebelum memulai kembali untuk memegang wilayah timur sektor Helles. Ada juga sebuah pengalihan oleh Divisi Marinir Kerajaan Inggris, termasuk satu orang penyelewengan oleh Bernard Freyberg, kemudian enjadi seorang jenderal bintang tiga dalam Perang Dunia II, di Bulair.

pendaratan Helles oleh Divisi ke-29 di bawah komando Mayor Jenderal Aylmer Hunter-Weston, di lima busur pantai di ujung semenanjung, dari timur ke barat sebagai S, V, W, X dan Y pantai. Legiun Yahudi juga mendarat di Helles pada tanggal 25, serta sebuah resimen Gurkha Inggris, terutama Gurkha Rifles ke-6, yang terakhir yang mengambil dan mengamankan Sari Bair di atas pantai pendaratan. Komandan Pantai Y pendaratan bisa berjalan tanpa perlawanan ke dalam 500 meter dari Krithia desa yang sepi. Inggris tidak pernah mendapat begitu dekat lagi. Pantai Y akhirnya dievakuasi hari berikutnya setelah bala bantuan tiba. Pendaratan utama dilakukan di Pantai V, di bawah benteng Seddülbahir tua, dan di Pantai W, jarak pendek ke barat di sisi lain dari tanjung Helles.

Di Cape Helles, Pantai V dari Royal Munster Fusiliers dan Royal Hampshires itu mendarat dari SS Sungai Clyde, yang kandas di bawah benteng sehingga pasukan bisa turun langsung ke pantai. Royal Dublin Fusiliers mendarat di Pantai V dari perahu terbuka. Di Pantai W, Lancashire Fusiliers juga mendarat dari perahu terbuka di pantai kecil, diabaikan karena terdapat bukit pasir dan dihalangi kawat berduri. Di kedua pantai para pembela Turki dalam posisi di tangga untuk menimbulkan korban yang mengerikan. Pasukan muncul satu per satu dari pelabuhan-pelabuhan di Sungai Clyde, target disajikan sempurna ke senapan mesin di Seddülbahir benteng. Dari 200 tentara pertama mendarat, hanya 21 orang berhasil ke pantai.

Seperti di Anzac, para pembela Turki terlalu sedikit untuk memaksa Inggris ke pantai. Pada Panta W, kemudian dikenal sebagai Pendaratan Lancashire, yang mampu mengalahkan pertahanan meskipun kerugian yang sangat besar, 600 terbunuh atau terluka dari total kekuatan 1.000. Para batalyon yang mendarat di Pantai V menderita sekitar 70% korban. Enam penghargaan dari Victoria Cross telah dibuat di antara Lancashires di Pantai W. Enam Victoria Crosses juga diberikan kepada pasukan infanteri dan pelaut di Pantai V dan selanjutnya diberikan tiga hari berikutnya ketika mereka selesai berperang dalam perjalanan mereka dari pantai. Selama pertempuran di sektor ini, Sersan Yahya dengan lima regu infanteri membedakan diri mereka sendiri. Pleton Turki bertekad memukul mundur beberapa serangan di posisi puncak bukit mereka, sampai pembela pemberontak dipisahkan dalam kegelapan. Setelah pendaratan, ada begitu sedikit dari Dublin Fusiliers dan Munster Fusiliers kiri bahwa mereka digabung menjadi satu unit, "The Dubsters". Hanya satu perwira Dublin selamat dari pendaratan; keseluruhan, dari 1.012 Dubliners yang mendarat, hanya 11 selamat tanpa cedera.

Korban

Ada hampir setengah juta korban selama kampanye, menurut Departmen Urusan Veteran Australia. Di samping korban ini, banyak prajurit yang menjadi sakit karena kondisi yang tidak sehat, terutama dari demam tipus, disentri dan diare. Diperkirakan bahwa lebih 145.000 tentara Inggris menjadi sakit selama kampanye. Di antara mereka adalah fisikawan muda brilian Henry Moseley. Juga penyair Rupert Brooke, yang melayani Divisi Angkatan Laut Kerajaan Inggris, meninggal tak lama sebelum invasi karena gigitan nyamuk septik. Tidak ada senjata kimia yang digunakan di Gallipoli, meskipun mereka melawan pasukan Turki di perang Timur Tengah dua tahun kemudian pada kedua dan ketiga pertempuran di Gaza tahun 1917.

Gallipoli casualties Sumber: Australian Department of Veterans' Affairs
Meninggal Terluka Total
Total Sekutu 44,092 96,937 141,029
- Inggris Raya 21,255 52,230 73,485
- Perancis (perkiraan) 10,000 17,000 27,000
- Australia 8,709 19,441 28,150
- Selandia Baru 2,721 4,752 7,473
- India 1,358 3,421 4,779
- Newfoundland 49 93 142
Kerajaan Ottoman (perkiraan) 86,692 164,617 251,309
Total (keduabelah pihak) 130,784 237,290 336,048
Ada tuduhan bahwa pasukan Sekutu telah menyerang atau membombardir kapal rumah sakit dan rumah sakit Turki pada beberapa kesempatan antara awal kampanye dan September 1915. Pada bulan Juli 1915, ada 25 rumah sakit Utsmani dengan total 10.700 tempat tidur, dan tiga kapal rumah sakit di daerah. Pemerintah Perancis mempermasalahkan keluhan ini (melalui Palang Merah selama perang), dan respons Inggris adalah bahwa jika itu terjadi maka itu adalah disengaja. Rusia pada gilirannya mengklaim bahwa Turki telah menyerang dua kapal rumah sakit mereka, Portugal dan Vperiod, dan Pemerintah Ottoman menjawab bahwa kapal-kapal telah menjadi korban ranjau laut.

Komisi Pemakaman Perang Persemakmuran bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara pemakaman permanen untuk semua-pasukan Persemakmuran Inggris Raya, Australia, Selandia Baru, India, dan lain-lain. Ada 31 CWGC pemakaman di Semenanjung Gallipoli: enam di Helles (ditambah satu-satunya makam soliter), empat di Suvla dan 21 di Anzac. Bagi banyak dari mereka yang tewas, dan mereka yang mati di kapal rumah sakit dan dikuburkan di laut, tidak ada dikenal kuburan. Nama-nama orang-orang ini masing-masing tercatat pada salah satu dari lima "peringatan untuk yang hilang"; Lone Pine sebagai memorial pasukan Australia dalam sektor Anzac; Hill 60, dan Chunuk Bair untuk mengenang pasukan Selandia Baru yang tewas di Anzac. Dua Belas Pohon Copse memperingati pasukan Selandia Baru yang tewas di sektor Helles. Inggris dan pasukan lainnya (termasuk India dan Australia) yang meninggal di sektor Helles diperingati pada tugu di Cape Helles. Korban yang hilang di laut, atau dikubur di laut, tidak dicatat pada peringatan ini, tetapi mereka tertera pada kenangan di Inggris Raya.

Hanya ada satu pemakaman Perancis di Semenanjung Gallipoli, yang terletak dekat Soroz Beach, yang merupakan basis Perancis selama kampanye. Ada dua pemakaman CWGC di pulau Yunani Limnos, yang pertama di kota Moudros dan yang kedua di desa Portianou. Limnos adalah basis rumah sakit pasukan Sekutu dan sebagian besar dikubur, termasuk yang luka-luka dan yang tidak bertahan. Di desa Portianou pemakaman CWGC terletak sebuah kuburan dengan nama RJM Mosley tetapi agak tidak mungkin ahli fisika yang diketahui Henry Moseley.

Tidak ada pemakaman militer Turki yang besar di semenanjung, tetapi ada banyak tugu kenangan, yang utama adalah Çanakkale Syuhada di Morto Bay, Tanjung Helles (dekat S Beach), Tugu kenangan prajurit Turki di Chunuk Bair dan tugu peringatan dan masjid dengan udara terbuka untuk Resimen 57 dekat Quinn's Post (Bomba Sirt). Ada sejumlah Tugu kenangan dan pemakaman Turki di pantai Asia Dardanella, menunjukkan penekanan pada tempat-tempat sejarah Turki pada kemenangan 18 Maret atas pertempuran berikutnya di semenanjung.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Stallupönen adalah pertempuran awal Blok Timur pada Perang Dunia I, pertempuran antara tentara Rusia dan Jerman pada tanggal 17 Agustus 1914.

Jenderal Hermann von Francois 
(membelakangi kamera) menyambut 
Jenderal Rusia, Klujew, yang telah 
ditawan pasukan Francois
 
Pada tanggal 17 Agustus, Rennenkampf memulai invasi ke Prusia, Angkatan Darat Pertama menuju garis pertahanan Jerman. Rennenkampf menghentikan pasukan sekitar 5 mil (8 km) dari perbatasan.

François memutuskan untuk membawa pasukannya ke Stallupönen, tempat satu divisi Rusia beristirahat. Serangan frontal memecahkan divisi Rusia, yang melarikan diri ke timur. Rusia (terutama dari Resimen 105 Rusia) kehilangan 5.000 korban jiwa dan 3.000 tahanan.

BattleOfTannenberg1.jpg
Blok Timur, 17 – 23 Agustus 1914.

Ketika mengetahui bahwa François Prittwitz telah menyerang, dia, melalui ajudannya, memerintahkan François agar menghentikan serangan dan mundur. Namun François tidak melakukan perintah tersebut. Dia jengkel dan mengatakan kepada ajudan, "Laporkan kepada Jenderal Prittwitz bahwa Jenderal von François akan mundur setelah mengalahkan Rusia."

Sumber: http://id.wikipedia.org/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pertempuran Asiago atau Serangan Trentino dijuluki Strafexpedition ( "Ekspedisi Hukuman") oleh Austria, merupakan serangan balasan Austria-Hongaria di Italia pada tanggal 15 Mei 1916, selama Perang Dunia I. Pertempuran Asiago adalah serangan tak terduga yang terjadi di dekat Asiago di Provinsi Vicenza (di timur laut Italia, kemudian pada sisi perbatasan Italia antara Kerajaan Italia dan Austria-Hongaria ) setelah Pertempuran Isonzo Kelima (Maret 1916).

Guerra Altipiani Dopo Assalto.jpg
Vegetasi alpine yang tersisa setelah serangan terhadap Asiago.

Selama beberapa waktu Komandan Austria, Jenderal Conrad von Hötzendorf, telah mengusulkan gagasan Strafexpedition yang melumpuhkan sekutu Italia, mengaku bersalah karena telah mengkhianati Triple Alliance, dan pada tahun sebelumnya ia mempelajari studi perbatasan untuk merumuskan kemungkinan invasi.

Masalah menjadi serius, terutama karena perbatasan berubah melalui gunung-gunung tinggi dan membatasi gerak Italia pada tahun 1915 yang telah memperburuk situasi dan kecuali keberhasilan di luar lembah Valsuganaand Val Lagarina (keduanya terhubung oleh kereta api) dan dataran tinggi Lavarone , Folgaria dan Asiago.

Lokasi geografis dari rute adalah kondusif untuk rencana asli yang disebut untuk pembuka dari Trent ke Venesia, mengisolasi Angkatan Darat ke-2 dan ke-3 Italia yang bertempur di Isonzo dan Angkatan Darat ke-4 Italia mempertahankan wilayah Belluno dan Trentino timur.

Persiapan untuk pertempuran dimulai pada bulan Desember 1915, ketika Conrad von Hötzendorf diusulkan kepada Jerman dengan berbeda jumlah, Jenderal Erich von Falkenhayn, menggeser divisi blok Timur di Galicia ke Tyrol, menggantikan divisi Jerman. Setelah menerima jawaban negatif dari Jerman, menolak usulan penggantian dan secara aktif berusaha untuk mencegah Austria-Hongaria dengan serangan, Conrad von Hötzendorf memutuskan untuk beroperasi secara otonomi. Angkatan Darat ke-11 Austria-Hongaria, di bawah komando Count Victor Dankl, akan melaksanakan serangan diikuti oleh Angkatan Darat ke-3 di bawah pimpinan Hermann Kovess.

Itu tidak mudah karena Italia telah berada di wilayah sekitar 250.000 pasukan (Angkatan Darat Pertama Jenderal Brusati dan sebagian dari Angkatan Darat Keempat). Hötzendorf telah meminta bantuan Jerman, tetapi permintaan itu ditolak karena Jerman belum berperang dengan Italia (yang akan menyatakan perang terhadap Jerman tiga bulan kemudian), dan karena memposisikan unit Jerman di blok Italia akan mengurangi kemampuan serangan Jerman terhadap Rusia .

Intelijen Italia telah mengumpulkan informasi mengenai serangan musuh di Trentino untuk sekitar sebulan, namun laporan-laporan Cadorna ditolak karena tidak ada yang bisa terjadi di wilayah itu.

Pada 15 Mei, 2.000 senjata artileri Austria membuka bendungan yang berat terhadap garis Italia, sehingga Trentino terbakar. Infanteri Austria menyerang sepanjang 50 km. Sayap Italia bertahan di tanah mereka, tetapi pusat kekuatan dan Austria dapat diterobos, mencapai dataran Venesia sekitar 30 km jauhnya, semua pasukan Italia di Isonzo dihadapi.

Cadorna buru-buru mengirim bala bantuan kepada Angkatan Darat Pertama, dan disebarkan membentuk Angkatan Darat Kelima untuk terlibat dalam pertempuran dan mereka berhasil mencapai dataran. Situasi ini kritis.

Namun, pada 4 Juni, Rusia tiba-tiba mengambil inisiatif di Galicia, di mana mereka berhasil masuk Austria. Meskipun mereka secara efektif dilawan oleh tentara Jerman, terpaksa Hötzendorf untuk menarik setengah divisi dari Trentino. Akibatnya Strafexpedition tidak bisa lagi dipertahankan dan Austria mundur dari posisi mereka. Pasukan Italia di wilayah itu meningkat menjadi 400.000 untuk melawan Austria.

Sumber: http://id.wikipedia.org/
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments