Previous Next
  • Perang Teluk

    Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki. Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990...

  • 5 Negara yang Terpecah Akibat Perang Dunia II

    Negara yang terpecah adalah sebagai akibat Perang Dunia II yang lalu di mana suatu negara diduduki oleh negara-negara besar yang menang perang. Perang Dingin sebagai akibat pertentangan ideologi dan politik antara politik barat dan timur telah meyebabkan negara yang diduduki pecah menjadi dua yang mempunyai ideologi dan sistem pemerintahan yang saling berbeda dan yang menjurus pada sikap saling curiga-mencurigai dan bermusuhan. Setelah perang dunia kedua, terdapat empat negara yang terpecah-pecah, antara lain:

  • Serangan Sultan Agung 1628 - 1629

    Silsilah Keluarga Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Dilahirkan tahun 1593, merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Ayahnya adalah raja kedua Mataram, sedangkan ibunya adalah putri Pangeran Benawa raja Pajang. Versi lain mengatakan, Sultan Agung adalah putra Pangeran Purbaya (kakak Prabu Hanyokrowati). Konon waktu itu, Pangeran Purbaya menukar bayi yang dilahirkan istrinya dengan bayi yang dilahirkan Dyah Banowati. Versi ini adalah pendapat minoritas sebagian masyarakat Jawa yang kebenarannya perlu untuk dibuktikan. Sebagaimana umumnya raja-raja Mataram, Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri. Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri sultan Cirebon, melahirkan Raden Mas Syahwawrat. Yang menjadi Ratu Wetan adalah putri dari Batang keturunan Ki Juru Martani, melahirkan Raden Mas Sayidin (kelak menjadi Amangkurat I)...

  • Perang Dingin

    Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut...

  • Perang Kamboja-Vietnam

    Pada tahun-tahun terakhir menjelang kejatuhan saigon tahun 1975, negara-negara anggota ASEAN mencemaskan kemungkinan penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Asia Tenggara. Ketegangan terus memuncak mengingat ASEAN adalah negara-negara Non-Komunis sedangkan negara-negara Indochina adalah negara komunis. Kemenangan Vietnam pada Perang Vietnam sudah tentu mengkhawatirkan ASEAN ditengah rencana Amerika Serikat untuk mengurangi kehadiran pasukannya yang selama ini secara tak langsung melindungi ASEAN dari invasi komunis ke kawasan tersebut...

Posted by Rifan Syambodo Categories: Label: ,

MEXICO CITY - Amerika Serikat ternyata khawatir tentara Meksiko akan gagal mengatasi perlawanan para kartel narkoba di negeri sombrero. Kekhawatiran ini terungkap dalam kabel diplomatik rahasia AS yang dibocorkan ke publik oleh situs WikiLeaks. 
 
Foto: Ilustrasi narkoba di Meksiko. (Reuters)
Seperti dilansir BBC, Jumat (3/12/2010), kabel yang dikirimkan oleh Kedutaan Besar AS di Mexico City pada Januari 2010 itu melabeli tentara Meksiko lambat dan tidak mau ambil resiko. Kabel tersebut juga menyebutkan para tentara Meksiko tidak dilatih untuk berpatroli di jalanan atau mengumpulkan bukti yang dapat menyudutkan tersangka.

Namun kabel tersebut juga menuliskan pujian bagi pemerintah Meksiko atas komitmen hebat yang mereka tunjukkan dalam menghadapi gerombolan narkoba.

Tetapi komitmen itu terganggu oleh tindak korupsi yang dilakukan oleh para pejabatnya sendiri dan kurangnya koordinasi di antara mereka.

Kabel yang tertanggal 29 januari 2010 itu juga mengungkapkan kegagalan tentara Meksiko di Ciudad Juarez mengurangi tindak kekerasan. Ciudad Juarez adalah kota perbatasan yang menjadi pusat perang narkoba.

Bocoran kabel tersebut menyebutkan para tentara tampak tidak terlatih untuk melakukan operasi penegakan hukum. Tercatat hanya dua persen dari orang yang tertangkap di kota tersebut yang kemudian dijatuhi dakwaan.

Angkatan Laut Meksiko tampak lebih efektif, khususnya ketika mereka melakukan operasi yang menewaskan pemimpin kartel Arturo Beltran Leyva. Mereka juga menambahkan operasi tersebut berdasarkan pada laporan intelijen AS. 
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menunjuk seorang ahli anti-teror guna memimpin upaya mitigasi kerusakan yang diakibatkan bocornya dokumen rahasia oleh situs WikiLeaks.

 
Foto: Reuters  
 
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/12/2010), pihak Gedung Putih menyatakan upaya ini dilakukan untuk pencegahan penguakan data ilegal di masa mendatang, oleh pihak-pihak seperti WikiLeaks.

Obama menunjuk Deputi Direktur Pembagian Informasi Pusat Anti-Teros Nasional AS Russell Travers, yang akan memimpin upaya untuk mengidentifikasi reformasi struktural yang dibutuhkan guna mencegah kebocoran dokumen penting milik Negeri Paman Sam itu.

Sejak WikiLeaks membocorkan sekira 250 ribu dokumen rahasia berupa kawat-kawat diplomatik AS pekan lalu, Washington saat ini terus merestrukturisasi kerusakan yang diakibatkan. 
Seperti diketahui penguakan kawat-kawat diplomatik itu telah mencoreng AS, karena sebagian besar menyindir beberapa pemimpin dunia.

Penunjukan Travers merupakan tanda jelas Pemerintahan Obama tersengat oleh penguakan data dari WikiLeaks. Mereka pun terus bekerja keras untuk kejadians serupa dapat terus terulang kembali.

Tugas baru Travers meliputi upaya koreksi, mitigasi dan rekomendasi kebijakan untuk mencegah kebocoran serupa terjadi. 
 
Lebih lanjut pihak Gedung Putih menyebutkan tugas Travers akan mengkoordinasi diskusi antar badan pemerintah AS mengenai langkah yang akan diambil dalam mengatasi kebocoran dokumen. 
(faj)
Sumber: http://international.okezone.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

SANAA – Kementerian Luar Negeri Yaman mengatakan pesan-pesan rahasia yang dirilis WikiLeaks adalah pesan-pesan yang tidak akurat dan tidak benar. Di antara pesan-pesan tersebut, ada sejumlah pesan yang memuat pembicaraan antara para pejabat Amerika Serikat (AS) dengan pihak Yaman.
 
Foto: Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. (Reuters)
Pihak Kementerian dalam sebuah pernyataan mengatakan sikap Yaman jelas dan tidak membawa pengertian ganda atau ambigu. Mereka juga akan tetap memperlakukan semua saudara serta teman mereka berdasarkan kebangsaan dan prinsip-prinsip pan-Arab yang mereka miliki.

Dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh WikiLeaks menunjukkan aktivitas saling tukar pesan antara Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dengan seorang pejabat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jenderal David Petraeus.

Dalam pesan tersebut disebutkan Yaman akan berpura-pura peluru kendali menghantam kelompok Al-Qaida lokal dari satuan keamanan Yaman seperti dikutip Associated Press, Kamis (2/12/2010).(fmh)
Sumber: http://international.okezone.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:


Pasukan Inggris (Foto: The Sun )
LONDON - WikiLeaks kembali memaparkan kekacauan yang terjadi selama perang di Afghanistan. Lewat dokumen rahasia yang baru dikeluarkan, terungkap bahwa Amerika Serikat dan Afghanistan mencela upaya pasukan Inggris di Provinsi Helmand.

Bocoran kawat dari WikiLeaks menyebutkan beberapa petinggi Afghanistan, termasuk Presiden Hamid Karzai, mengkritik pasukan Inggris yang tidak mampu menjaga keamanan di wilayah provinsi selatan Afghanistan itu.

Dalam memo yang dikirim pada April 2007, Komandan Pasukan Nato di Afghanistan, saat itu Jenderal Dan McNeill, mengatakan kepada seorang agen pengawas narkoba AS, pihaknya kecewa dengan upaya yang dilakukan oleh Inggris.

"Membuat kekacauan di Helmand, taktik yang digunakan sepenuhnya salah," ungkap McNeill seperti dikutip AFP, Jumat (3/12/2010).

Pandangan sama juga diutarakan Presiden Hamid Karzai. 
"Saat saya kembali ke Afghanistan, hanya 14 pasukan AS yang mengawal saya. Helmand saat itu aman untuk para perempuan pergi ke sekolah. Sekarang Pasukan Inggris berada di Helmand dan warga merasa tidak aman," cetus Karzai dalam bocoroan kawat dari WikiLeaks.

Kebanyakan kritikan diarahkan kepada Pasukan Inggris karena mereka gagal menjaga keamanan di Kota Sangin. 

Mengenai pandangan ini, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) mengeluarkan pernyataan yang membela kontribusi pasukan mereka dan menyatakan situasi di Sangin terus meningkat positif hingga kini. 
(faj)
Sumber: http://international.okezone.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:


Foto: Menlu AS Hillary Rodham Clinton. (Reuters)
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan penyesalannya kepada Pesiden Argentina Cristina Kirchner dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari atas bocoran dokumen milik AS yang beredar di publik.

"Hillary sudah berbicara kepada kedua kepala negara tersebut mengenai pentingnya menjaga hubungan baik. Hillary juga telah menyampaikan penyesalan kepada keduanya atas dokumen-dokumen rahasia yang beredar di publik," ujar Juru Bicara Hillary Philip Crowley seperti dikutip AFP, Jumat (3/12/2010).

"Dalam pembicaraan dengan Hillary, Presiden Kirchner dan Presiden Zardari mengatakan mereka akan terus melihat ke depan. Keduanya juga mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan AS," lanjutnya.

Crowley mengatakan Hillary menghubungi mereka lewat sambungan telepon karena Menlu AS ini sedang dalam kunjungan ke Asia Tengah. Namun Crowley menolak menyebutkan isi kabel mana yang dibicarakan oleh para petinggi itu. 

"Bagaimana Kirchner mengatasi kecemasannya?" Hillary bertanya dalam salah satu kabel kepada Kedutaan Besar AS di buenos Aires yang tertanggal 31 Desember 2009 dan juga sudah dirilis oleh WikiLeaks.

Situs WikiLeaks telah mempublikasikan sebagian dari hampir seperempat juta kabel diplomatik rahasia milik AS dalam beberapa hari terakhir.

Sementara seorang pejabat Pakistan di Islamabad mengatakan Hillary dan Zardari tidak memfokuskan pembicaraan mereka pada bocoran kabel ketika mereka berbincang.(fmh)
Sumber: http://international.okezone.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

BAGHDAD (Pos Kota) – Mantan Deputi Perana Meneri (PM) Irak, Tariq Aziz yang kini berada dalam penjara Qadhimiyah di Baghdad utara mengatakan bahwa negera-negara Barat salah menilai Saddam Hussein. Ia juga menilai keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama untuk menarik pasukannya, sama saja meninggalkan ’serigala’ di Irak.


Hal itu diungkapkan Aziz yang tetap gigih membela Saddam, meski di balik jeruji, dalam sebuah wawancara khusus kepada surat kabar The Guardian, Jumat (5/8). Aziz mengaungkapkan jika negara-negara Barat, seperti AS dan Inggis salah melnilai mantan presiden Irak tersebut. “Saddam adalah seorang pria bersejarah yang menunjukkan bahwa ia bisa melayani negaranya dengan baik,” katanya.

Ia juga mengkritik Obama yang berencana bakal menarik pasukan AS yang dinilainya sama saja meningalkan ’srigala’ di Irak. Sejak ditangkap tak lama setelah jatuhnya Baghdad, lebih dari tujuh tahun lalu, Aziz mengatakan bahwa menarik pasukan tempur AS, sebelum negeranya stabil  bisa mematikan Irak.

“Saya mendukung Obama saat terpilih sebagai presiden, karena saya pikir dia akan memperbaiki beberapa kesalahan pendahulunya, George W Bush. Tapi Obama seorang yang munafik. Dia meninggalkan Irak dengan serigala,” tutupnya.

“Kami semua adalah korban dari AS dan Inggris. Mereka membunuh negara kami dalam banyak hal. Saat Anda membuat kesalahan yang Anda butuhkan adalah memperbaiki kesalahan itu sendiri dan tidak meninggalkan Irak dalam keadaan seperti ini,” jelas salah satu orang kepercayaan Saddam di panggung dunia selama bertahun-tahun itu.

Dia juga mengatakan bahwa keadaan Irak sekarang jauh lebih buruk dibandingkan ketika Saddam Hussein berkuasa. “Selama 30 tahun Saddam membangun Irak dan sekarang sudah hancur. Kini banyak orang yang lebih menderita dan lebih lapar dari sebelumnya. Tidak ada laga pelayanan bagi orang-orang saat ini. Setiap harinya puluhan orang bahkan harus terbunuh,” tambahnya, merujuk pada kajayaan Irak di bawah kekuasaan Saddam.

Maklum, Aziz melihat di bawah kekuasaan Saddam, Rakyat Irak bahkan hidup sejahtera, meski mendapat sanksi dari PBB saat di embergo program minyak dan makanan. “Bahkan selama masa sanksi, yang merupakan masa sulit dalam kehidupan setiap negara manapun, setiap hari, pria, wanita, dan anak-anak, bisa menikmati 2 ribu kalori per hari,” tegasnya. (cw-7/B)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

HAMPIR 400.000 dokumen rahasia Amerika Serikat mengenai perang di Irak, kembali dibeberkan di situs Wikileaks. Sebelumnya situs yang sama membeberkan dokumen perang AS di Afganistan. Pendiri situs yang menerbitkan bocoran dokumen itu, Julian Assange, 39, menegaskan, keputusannya mengungkap “rincian mendalam” mengenai konflik ini disebarluaskan dalam upayanya menguak kebenaran mengenai perang tersebut.


Menurut BBC, dokumen yang dibeberkan itu, tepatnya sebanyak 391,832 laporan yang diterbitkan 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2009 – antara lain adanya bukti-bukti terjadinya penyiksaan dan rincian kematian ribuan warga Irak yang diabaikan oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan Inggris kontan berang dan mengecam publikasi dokumen-dokumen rahasia yang terbesar dalam sejarah militer Amerika Serikat itu. Baik Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton maupun Menteri Pertahanan Inggris mengisyaratkan bahwa penerbitan itu hanya membuat nyawa orang-orang terancam.

Lebih jauh jurubicara Pentagon menilai dokumen-dokumen itu adalah “pengamatan mentah” dari unit-unit taktis yang isinya berupa cuplikan peristiwa-peristiwa tragis dan biasa. Disebutkan pula penyebaran dokumen-dokumen ini sebagai sebuah “tragedi” yang membantu musuh-musuh negara Barat.

Para pengamat menyebut, dokumen-dokumen rahasia milik militer AS yang dibocorkan Wikileaks merupakan “kebocoran dokumen militer terbesar sejak Perang Vietnam”, yang dianggap akan membahayakan keamanan pasukan maupun publik AS.

Sebelumnya ada 90.000 dokumen perang di Afghanistan diterbitkan Wikileaks awal tahun ini dan Julian Assange, aktifis anti perang yang juga programmer komputer berdarah Australia ini, mengklaim, tak satu orang pun yang dilaporkan jadi korban sebagai akibatnya.

KEBERANIAN BISA MENULAR

Julian Assange mengaku tidak mau menyerahkan dokumen-dokumen itu pada lembaga penyelidik kejahatan perang internasional, dengan alasan mempublikasikannya di situs internet dan menarik perhatian banyak orang lewat media massa lebih efektif daripada menyerahkan dokumen itu pada lembaga investigasi internasional dan mendesak mereka untuk menindaklanjuti bukti dalam dokumen-dokumen rahasia yang dimiliknya.

“Dari pengalaman kami, bahwa keberanian itu bisa menular,” kata Assange, penyandang gelar Ph.D bidang fisika itu. Satu hal yang ia khawatirkan adalah “Kami tidak bisa menegakkan keadilan atas materi-materi yang telah kami berikan.”

Wikileaks mulai menarik perhatian publik AS ketika situs itu mempublikasikan rekaman video tentang penembakan yang dilakukan tentara angkatan udara AS terhadap warga sipil di Baghdad dari atas helikopter Apache.

Rekaman itu menghebohkan publik AS dan membuat berang militer AS, karena dalam rekaman video tersebut terdengar tentara-tentara yang menembaki warga sipil tertawa-tawa di atas helikopternya.

Walau begitu ketika berbicara dalam sebuah konferensi pers di London untuk membela tindakannya, Assange mengatakan dokumen-dokumen itu sudah diedit untuk menghilangkan informasi-informasi yang berpotensi membahayakan seseorang dan menambahkan cuplikan peristiwa setiap hari itu menawarkan gambaran “skala manusia” dari konflik itu.

Julian Assange mengatakan kematian satu atau dua orang itu yang akhirnya bertumpuk menjadi “jumlah luar biasa” korban yang tewas di Irak.(dms)

Sumber: http://www.poskota.co.id/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Seoul -SURYA.co.id- Seorang pejabat Korea Utara yang mengawasi satu organisasi pemuda provinsi membelot ke Korea Selatan, kata laporan media, Jumat.Surat kabar Chosun Ilbo yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui mengatakan Sol Jong-Sik, sekretaris I komite Liga Pemuda Sosialis Kim Il-Sung di provinsi Pyanggang, melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel) Juni tahun lalu.

Kantor berita Yonhap yang mengutip satu sumber pemerintah mengatakan seorang pejabat senior dari komite provinsi itu telah menbelot, tanpa menyebut namanya.Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel) menolak memberikan komentar mengenai berita itu.

“Sol adalah salah seorang dari para pejabat yang berusia 30 dan 40 tahunan yang dijanjikan untuk direkrut bagi jabatan-jabatan penting” sebagai pembuka jalan bagi suksesi kepemimpinan negara itu pada Kim Jong-Un, putra bungsu Kim Jong-Il, kata satu sumber kepada Chosun Ilbo.”Keinginan tahu Sol tentang dunia luar dan kegandrungannya pada drama-drama TV Korsel membuat dia menghadapi masalah,” kata sumber itu.

Nama Liga pemuda itu diambil dari nama pendiri negara komunis yang berhaluan keras itu Kim Il-Sung. Putranya dan kini pemimpin negara itu Kim Jong-Il sedang bersiap-siap untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya Kim Jong-Un.

Penampilan terakhir Sol di publik Korut adalah April tahun lalu ketika ia menghadiri acara terpilihnya kembali Kim Jong-Il sebagai ketua Komisi Pertahanan Nasional yang memiliki kekuasaan besar, kata Yonhap.

Chosun mengutip pernyataan sumber-sumber lain yang mengatakan seorang diplomat Korut yang ditempatkan di satu negara Asia yang tidak disebutkan namanya dan seorang ekskutif perusahaan perdagangan juga membelot ke Korsel.Menurut satu telgram diplomatik AS yang dibocorkan, menteri luar negeri (waktu itu) Yu Myung-Hwan mengemukakan kepada para pejabat Amerika Januari 2010 bahwa beberapa pejabat Korut yang bekerja di luar negeri baru-baru ini membelot ke Korsel.

Yu menegaskan bahwa pembelotan-pembelotan itu tidak diumumkan ke publik, kata telgram yang dibocorkan laman internet WikiLeaks.Ia menyatakan suksesi itu “tidak berlangsung mulus” dan perubahan mata uang yang merusak menyebabkan “masalah-masalah besar” bagi rezim komunis itu.

Lebih dari 20.000 warga Korut telah melarikan diri ke Korsel sejak Perang Korea 1950-1953.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

JAKARTA (Pos Kota) – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan pemerintah Indonesia akan bekerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mempermudah penelusuran lama WikiLeaks.org


“Saya telah memerintahkan Menlu (Marti Natalegawa) dan Menkominfo (Tifatul Sembiring) untuk memantau isi laman WikiLeaks,” kata Djoko yang ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Seperti Indonesia, merupakan salah satu negara yang juga menjadi ancaman bocoran laman WikiLeaks.org  karena sekitar lebih 3.000 dokumen yang akan dibocorkan tersebut.

Bocoran WikiLeaks ini sangat menghebohkan berbagai  negara, termasuk kehidupan pribadi Presiden Prancis Nicolas Sarkozy  tidak luput dari bocoran tersebut.

Pemantauan itu, kata Djoko, nantinya menlu dan menkominfo akan mengelompokan data itu dalam sejumlah katagori, rahasia, terbatas ataupun terbuka. Kemudian tindakan apa yang perlu disikapi setelah kita mengetahui yang dokumen yang dirilis. (johara/dms)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Wikileaks sedang jadi perbincangan hangat. Situs yang mendedikasikan dirinya sebagai "ember" itu, lagi-lagi, merilis sejumlah dokumen rahasia. Kali ini, wikileaks.org mempublikasikan dokumen-dokumen kawat diplomatik yang bersumber dari 274 kedutaan besar Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, termasuk dari Departemen Luar Negeri AS. Jumlah dokumennya ada 251,287 buah dan, hingga hari ini, yang dirilis belum sampai 300 dokumen.

Dalam pernyataannya di situsnya, Wikileaks mengaku sengaja mencicil publikasi dokumen itu, agar masing-masing tema mendapat perhatian publik yang memadai. Bila dilepas sekaligus, rahasia negara yang penting bisa terlewatkan dari perhatian.

Sejak Wikileaks merilis kawat-kawat rahasia itu, media sedunia berpesta pora memberitakannya. Berita-berita seksi bertaburan. Misalnya soal Belanda yang menyimpan nuklir titipan Amerika Serikat; Raja Arab Saudi meminta AS menyerang Iran; pendapat dan prediksi negarawan senior Singapura Lee Kwan Yew tentang Korea dan masa depannya; dan lain-lain. Tak kurang Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton kebakaran jenggot (meski tentu ia tak berjenggot), dan mengecam pembocoran dokumen-dokumen itu.

Julian Assange, pendiri Wikileaks, juga mulai diincar. Sebelum ini, dia pernah dicoba dijerat dengan tuduhan asusila. Itu tak membuat Wikileaks goyah. Yang membuat situs itu goyah justru adalah serangan maya ke server mereka. "Serangan DDOS kini melebihi 10 gigabit per detik," demikian pernyataan Wikileaks di Twitter, Selasa (30/11) malam waktu Jakarta.

Serangan DDOS (distributed denial of service) adalah ketika server Wikileaks dibanjiri trafik dari berbagai arah, yang bertujuan menghabiskan sumber daya server sehingga situs Wikileaks tak bisa diakses. Siapa pelakunya, wah, tak jelas.

Nah, lalu apakah ada dokumen rahasia terkait Indonesia yang dirilis Wikileaks? Jawabannya: ada. Kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Jakarta jumlahnya total ada 3059 buah. Dokumen aman alias tak rahasia jumlahnya ada 1510 buah. Sisanya adalah dokumen rahasia, dengan kategori "confidential" 1451 buah, dan kategori "secret" ada 98 buah.

Sejauh ini, dokumen yang menyebut Indonesia barulah yang "menyerempet" saja. Salah satunya adalah dokumen tentang seorang direktur di Departemen Pertahanan AS yang bertemu dengan asisten Menteri Luar Negeri AS, membicarakan situasi pascakunjungan Hillary Clinton ke Jakarta, 2009 lalu. Clinton sempat mengatakan AS mempertimbangkan menyediakan "payung pertahanan" bagi negara-negara Arab moderat untuk menghadapi nuklir Iran.

Dalam dokumen yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Tel Aviv itu, berklasifikasi "secret", bertanggal 30 Juli 2009, pejabat Dephan AS agaknya sedikit mempermasalahkan pernyataan Hillary Clinton di Jakarta itu. Asisten Clinton lalu meluruskan, bahwa pernyataan bosnya bukan mengindikasikan perubahan kebijakan soal menghadapi Iran. Asisten itu juga menyalahkan para jurnalis peliput yang dianggap melebih-lebihkan pernyataan Clinton.

Nah, lalu kapan ribuan dokumen dari Kedutaan Besar AS di Jakarta dibuka, dan apa isinya? Mari kita tunggu cicilan dokumen dari Wikileaks.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah data rahasia negera-negara hasil dokumentasi Amerika Serikat telah tersebar di dunia maya. WikiLeaks adalah sang penyebar informasi tersebut. Berikut ini adalah rincian jumlah dokumen yang dipastikan sudah menjadi informasi publik.

Ada 3.059 dokumen penting rahasia Amerika tentang Indonesia yang disusun Kedubes AS di Jakarta. Di antaranya ada laporan Congressional Research Service; Report RS21874 tentang hasil Pemilu 2004 Indonesia.

Menurut informasi yang tersebar di laman milist Rabu (1/12) ini, dokumen sangat rahasia milik AS yang berkaitan dengan Prancis mencapai 1.582 banyaknya. Di antaranya mencakup soal Presiden Nicolas Sarkozy, sebanyak 256 dokumen rahasia, dan dokumen resmi biasa mencapai 1.937.

Soal Spanyol, WikiLeaks membeberkan 898 dokumen sangat rahasia versi Amerika. Angka itu masih ditambah 103 dokumen rahasia, dan 2.619 dokumen biasa.

Data dan informasi negara Turki menjadi yang terbanyak kedua dibocorkan, setelah Irak. Jumlahnya mencapai 3.298 dokumen sangat rahasia--termasuk mengenai Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan--577 dokumen rahasia, dan 4.043 dokumen resmi biasa.

Sementara soal Irak, dokumen amat rahasia yang dibocorkan mencapai sebanyak 4.127. Tambahannya, ada 1.158 dokumen berkategori rahasia dan 1.392 lainnya untuk dokumen berskala biasa. Periode informasi itu meliputi aktivitas sejak 2002 hingga 2004, soal Yordania dan Kuwait.

Secara keseluruhan, tepatnya ada 97.080 dokumen tergolong sangat rahasia yang tersebar luas oleh WikiLeaks. Jumlah tadi bertambah lagi dengan 75.792 dokumen biasa, 58.095 dokumen hanya untuk internal, 11.322 dokumen rahasia, 4.678 dokumen sangat rahasia yang tak boleh diakses non-AS (Noforn), dan 4.330 dokumen rahasia lainnya.

Merujuk rincian jenis, 145.222 dari data tadi berkaitan dengan hubungan politik eksternal, 122.954 soal internal pemerintah, 49.016 tentang ekonomi, 28.760 mengenai teroris dan terorisme, 23.857 tentang perdagangan luar negeri, dan 23.054 dokumen tentang intelijen.(EPN)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengakui bahwa publikasi laman WikiLeaks atas ratusan ribu dokumen, yang berkatagori rahasia dan terbatas, bisa mempersulit kerja para diplomat mereka di mancanegara. Pemerintah di negara-negara tempat para diplomat AS bertugas pun kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan mereka.

Demikian menurut juru bicara Deplu AS, PJ. Crowley. "Sejumlah negara, tergantung dari materi [WikiLeaks] yang mereka telah lihat dan telah baca, tengah bereaksi," kata Crowley di Washington DC seperti dikutip Voice of America, Kamis 2 Desember 2010.

"Kami mengantispasi bahwa, selama beberapa waktu, kalangan pejabat pemerintah yang biasanya berbicara terbuka kepada kami mungkin akan jadi lebih enggan [berkomunikasi]," lanjut Crowley.

Deplu AS hingga kini tidak bersedia menanggapi informasi-informasi yang dilepas WikiLeaks dan, kini, sejumlah media massa internasional - apakah dokumen-dokumen itu valid atau tidak. Namun, Crowley menyadari bahwa ada kalangan yang bereaksi negatif atas isi pesan-pesan itu. 

"Ini memang menimbulkan efek," kata Crowley. "Asisten Menlu Bill Burns saat di Kongres mengatakan bahwa masalah ini akan membuat praktik diplomasi untuk sementara waktu akan kian sulit...Kalian tahu, kami tidak senang atas dimuatnya dokumen-dokumen itu dan saya tidak ragu bahwa sejumlah negara dan pemimpin yang melihat dokumen itu di luar konteks juga tidak senang," lanjut Crowley kepada para wartawan. 

Sebelumnya, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel menilai bahwa publikasi dari WikiLeaks itu bisa mengganggu diplomasi AS. "Harus diakui, ini adalah tindakan yang merugikan, terutama terhadap hubungan diplomasi baik yang dijalin AS dengan negara-negara lain,” ujar Marciel di Jakarta, Kamis 2 Desember 2010.
Namun, mengenai kemungkinan adanya bocoran kawat diplomatik yang menyangkut Indonesia, Marciel menyatakan tidak khawatir hal tersebut akan berdampak buruk terhadap hubungan kedua negara.

Rangkaian dokumen itu, menurut Wikileaks, mengungkapkan kontradiksi antara citra AS di mata publik dengan apa yang terjadi di belakang layar. "Ini menunjukkan bila rakyat suatu negara demokrasi ingin pemerintah merefleksikan harapan-harapan mereka, maka mereka harus melihat apa yang sebetulanya terjadi di balik layar," demikian maksud Wikileaks dalam mempublikasikan bocoran dokumen itu.

Menurut Wikileaks, pemerintah AS diketahui telah memberi peringatan kepada sejumlah pemerintah - termasuk yang paling korup sekalipun - di penjuru dunia mengenai potensi bocornya dokumen itu.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Washington DC: Ternyata, berbagai media ikut membeberkan pengungkapan data-data Wikileaks. Media di Amerika Serikat dan Eropa memberikan respons yang berbeda terkait masalah ini. Seperti dilansir kantor berita Jepang NHK, WikiLeaks memberikan kesempatan kepada insan media itu untuk mempublikasikan dokumen rahasia AS sebelum dipublikasi di situs whistle-blower atau pembongkar kasus tersebut.

WikiLeaks telah menemukan empat media yang bisa dijadikan sebagai "partner". Satu di antaranya Der Spiegel. Mingguan berita Jerman terkemuka ini memutuskan mempublikasikan beberapa informasi yang diberikan. Majalah itu berargumen, meskipun keselamatan individu dan bangsanya tengah dipertaruhkan, rasa penasaran masyarakat akan lebih bermanfaat atas pengungkapan besar ini.

Surat kabar The New York Times mengungkapkan data-data tersebut tidak secara "gamblang", tapi diterbitkan sebagian oleh surat kabar Inggris The Guardian. Surat kabar The New York Times berkelit dengan mengatakan, data-data itu harus diedit agar seseorang atau negara tidak dalam bahaya. Koran ternama AS itu juga menambahkan wartawan memiliki kewajiban untuk memberikan informasi yang berguna orang lain.

WikiLeaks juga menawarkan informasi tersebut untuk The Wall Street Journal dan jaringan televisi CNN. Namun, keduanya menolak tawaran itu. Seorang juru bicara The Wall Street Journal mengatakan perusahaan menolak karena tidak setuju dengan kondisi yang diusulkan oleh WikiLeaks. The Wall Street Journal melaporkan bahwa tidak ada informasi baru pada dokumen yang disertakan, hanya rumor saja. Sedangkan media lainnya menganggap perlu pengungkapan ini agar masyarakat mengetahui berbagai informasi.(DES/ANS)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Pendiri laman WikiLeaks, Julian Assange, diduga berada di Inggris. Kendati telah berstatus buruan Swedia, polisi Inggris justru dikabarkan tidak segera bertindak. Padahal, surat perintah penangkapan telah disebarkan Swedia ke ratusan negara. Demikian ungkap harian Inggris, Independent, yang juga diberitakan stasiun televisi AS, MSNBC, Rabu 1 Desember 2010.

 
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange

Keberadaan Assange diketahui Kepolisian Inggris setelah pria asal Australia itu memberi alamat kontak ketika dia mendarat di negara tersebut Oktober lalu.

Beberapa pekan lalu, Pengadilan Stockholm telah mengeluarkan surat penangkapan atas Assange karena tersangkut tuduhan perkosaan, pelecehan seksual dan pemaksaan ilegal. Surat penangkapan internasional berupa red notice dikirimkan ke banyak negara.

Surat itu telah diterima oleh Badan Kejahatan Serius dan Terorganisir (SOCA), yaitu salah satu elemen strategis Kepolisian Inggris. Namun, menurut Independent, surat itu dianggap angin lalu.

Kepolisian Inggris menjelaskan bahwa sikap SOCA itu wajar. Pasalnya, pihak Swedia tidak mengajukan surat penangkapan khusus untuk kawasan Uni Eropa atau European Arrest Warrant (EAW). Kepolisian Inggris baru bisa bertindak bila muncul EAW.

Kendati demikian, kepolisian Inggris masih mencoba mengklarifikasi surat penangkapan tersebut dan menelaah kasus Assange. Apalagi,  berdasarkan permintaan Swedia, Assange baru saja menjadi buronan Interpol (Organisasi Polisi Kriminal Internasional).

Pengacaranya, Mark Stephen, mengatakan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya tidak jelas. Assange, ujarnya, juga belum mendapat surat tuduhan secara formal dan dia menolak untuk menjawab serangkaian pertanyaan mengenai kasusnya.

Assange, pendiri WikiLeaks yang seorang mantan hacker, menghilang dari publik setelah konferensi di Jewewa, Swiss, 5 November lalu. Itu pun dia tidak menghadiri konferensi secara langsung, melainkan melalui sambungan internet.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, London: WikiLeaks terus membocorkan informasi-informasi penting. Dan, kali ini terkait dengan kekhawatiran Amerika Serikat, Inggris, serta Rusia. Dalam dokumen yang dirilis situs pembongkar kasus itu disebutkan beberapa material nuklir dari fasilitas nuklir milik Pakistan dapat jatuh ke tangan teroris untuk dirakit menjadi senjata.

Dalam dokumen disebutkan pula Pakistan tengah membangun stok nuklirnya dengan cepat meskipun pertumbuhan negara itu dalam kondisi tidak stabil. Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah "memutuskan untuk sementara" kabel database dari komputer militer.

Berdasarkan bocoran WikiLeaks, pada awal 2009 Duta Besar AS untuk Pakistan Anne Patterson kepada Washington mengatakan: "Kekhawatiran utama kami adalah pegawai di fasilitas nuklir Pakistan sedikit demi sedikit menyelundupkan bahan nuklir [untuk diserahkan ke pihak luar] yang kemudian bahan-bahan tersebut dibuat menjadi senjata."

Pesan rahasia lainnya mengatakan, "Meski mengalami kesulitan ekonomi, tingkat produksi senjata nuklir Pakistan jauh lebih tinggi dari beberapa negara lain." Pesan ini tercantum dalam rapat badan intelijen AS.

Amerika Serikat telah mengutuk pengungkapan WikiLeaks sebagai serangan terhadap masyarakat dunia. Beberapa bulan kemudian, masih berdasarkan dokumen yang dibocorkan WikiLeaks, pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Inggris Mariot Leslie kepada para diplomat AS mengatakan London sangat mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan senjata nuklir milik Pakistan.(JAY/ANS/BBC)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Washington DC: Amerika Serikat tampaknya tidak tinggal diam setelah dipermalukan oleh situs pembongkar kasus WikiLeaks. Baru-baru ini, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat membantah semua pemberitaan miring yang ditujukan kepada Negeri Adidaya itu.

Ia mengatakan, instruksi untuk memata-matai Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa berasal dari badan-badan intelijen AS. Namun, badan diplomatik AS tidak terikat untuk mengikuti mereka. Ia menambahkan diplomat Amerika Serikat secara efektif akan mengabaikan permintaan tersebut.

Akibat tuduhan yang menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton memerintahkan staf kedutaan AS di seluruh dunia memata-matai PBB, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melontarkan kritik keras. Terutama, bila seandainya perbuatan memata-matai itu benar adanya. Sedangkan pendiri WikiLeaks Julian Assange mengatakan, Hillary harus mengundurkan diri jika dikonfirmasi bahwa departemennya telah meminta para diplomat untuk melakukan kegiatan tersebut.

AS dikabarkan ingin informasi biografi dan biometrik perwakilan permanen DK PBB. Tak hanya itu, Hillary juga meminta data lengkap jadwal kerja, alamat surat elektronik, nomor faksimile, pemilik website, dan nomor telepon seluler.(DES/ANS/NHK/Reuters)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Pemerintah China memblokir akses ke laman WikiLeaks, Rabu 1 Desember 2010. Beijing khawatir bahwa pengungkapan rentetan informasi, yang diklaim WikiLeaks sebagai bocoran rahasia diplomatik Amerika Serikat (AS), bisa menimbulkan kesalahpahaman yang memalukan. Pasalnya, sejumlah informasi itu mengaitkan China.

Menurut kantor berita Associated Press, jika pengguna internet di China mencoba membuka laman WikiLeaks.org atau ke  cablegate.wikileaks.org, maka di layar akan ditampilkan pengumuman bahwa koneksi ke laman yang bersangkutan telah ditolak. Ini adalah bentuk standar ketika sebuah laman internet diblokir oleh pihak berwenang.

Memiliki jumlah pengguna internet terbanyak di dunia, China terkenal menerapkan sensor yang ketat di dunia maya. Sejumlah laman telah masuk daftar blokir, diantaranya Facebook, Twitter, dan YouTube. Google sempat kesal dengan China setelah situsnya di blokir dan memilih hengkang dari negara itu pada awal tahun ini.
Pengamat hubungan internasional Universitas Renmin di Beijing, Shi Yinhong, mengatakan bahwa China memiliki kekhawatiran yang sama dengan AS terhadap bocornya beberapa memo diplomatik yang sensitif. Namun, pemblokiran yang dilakukan China, menurut Shi, lebih untuk meredam rumor yang beredar daripada mencegah bocoran lebih banyak. “Situs [WikiLeaks] itu diblokir karena informasi di dalamnya sangat sensitif dan tidak dapat dibuktikan,” ujar Shi kepada AP.

Bocoran terbaru WikiLeaks berupa laporan kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di luar negeri. Salah satu bocoran mengungkapkan sikap China terhadap sekutunya, Korea Utara (Korut).

Diantaranya adalah perkiraan bahwa rezim di Korut akan runtuh dalam tiga tahun setelah kematian Kim Jong Il, dan China akan mengakui Korea Selatan (Korsel) sebagai pemerintah tunggal Korea bersatu
Salah satu bocoran memo mengungkapkan bahwa seorang pejabat China menyebut Korut sebagai “anak kolokan” karena mencoba untuk mendapatkan perhatian AS dengan melakukan uji coba rudal.

“China mempelajari laporan tersebut. Kami harap AS dapat menangani masalah ini. Sedangkan untuk isi dokumen, kami tidak ingin berkomentar,” ujar jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Washington DC: Cina, yang selama ini dipandang sebagai pelindung Korea Utara, siap menerima penyatuan semenanjung setelah runtuhnya rezim. Demikian dokumen Amerika Serikat yang dibocorkan WikiLeaks pada Senin (29/11).

Berdasarkan sebuah memo yang diperoleh situs pembongkar kasus WikiLeaks, sebagaimana dikutip AFP, Duta Besar Cina untuk Kazakhstan mengungkapkan bahwa Beijing menganggap program nuklir Korea Utara akan "sangat merepotkan".

"Duta Besar Cheng Guoping mengatakan, pemerintah Cina berharap reunifikasi damai jangka panjang, tapi ia mengharapkan kedua negara tetap terpisah dalam jangka pendek," demikian bocoran kabel oleh Duta Besar AS Richard Hoagland yang disiarkan oleh harian terkemuka Inggris, The Guardian.

Dalam kabel terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chun Yung-Woo mengatakan: "Cina memiliki pengaruh jauh lebih sedikit terhadap Korea Utara ketimbang yang sering dipercayai orang."

"Beijing `tidak akan` untuk menggunakan bantuan ekonomi untuk memaksa perubahan di dalam kebijakan Pyongyang dan kepemimpinan DPRK," katanya, mengacu pada nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).

Chun juga mengatakan bahwa Korea Selatan percaya bahwa Korea Utara "telah runtuh secara ekonomi" dan akan "runtuh secara politik" dalam tempo dua sampai tiga tahun setelah kematian pemimpin Kim Jong-il.

Kim, yang kini terlibat dalam ketegangan dengan Selatan, diyakini bersiap-siap untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya Kim Jong-un, yang berusia 20-an.(ANS/Ant)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Washington DC: Amerika Serikat memandang pengungkapan informasi tanpa ada izin oleh situs pembongkar kasus WikiLeaks sebagai kejahatan, tapi "bukan aksi teroris". Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley di Washington DC, Senin (29/11). Ia menanggapi pertanyaan tentang keinginan anggota Kongres dari Partai Republik Peter King agar WikiLeaks dinyatakan sebagai organisasi teroris asing.

Sehari sebelumnya, sebagai anggota terpandang Komite Keamanan Dalam Negeri di Majelis Permusyawaratan Rakyat AS, King mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri mesti memasukkan WikiLeaks ke dalam daftar organisasi teroris asing. Sebab, organisasi itu menimbulkan "ancaman masa kini yang jelas" terhadap keamanan nasional Negeri Adidaya.

Kendati ada peringatan dari Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih, WikiLeaks menyiarkan sebanyak 250.000 keterangan diplomatik AS yang sangat rahasia pada Ahad lalu. Tindakan WikiLeaks tersebut mengungkap kegiatan gelap oleh para diplomat AS termasuk mematai-matai pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB dari Prancis, Cina, Inggris dan Rusia [baca: Inilah Dokumen Rahasia AS yang Dikuak WikiLeaks].

Informasi itu juga memberi keterangan mengenai tawar-menawar di belakang layar, pandangan blak-blakan tentang pemimpin asing dan penilaian jujur mengenai ancaman teroris serta nuklir oleh kedutaan AS di seluruh dunia.

"Kamu tahu, kami memperlakukan ini secara sungguh-sungguh, kami memandangnya sebagai kejahatan," kata Crowley. "Tapi pengungkapan tersebut--pengungkapan tanpa izin--mengenai informasi dan perbuatan itu sendiri bukan tindakan teroris."

WikiLeaks mempertahankan pembeberan tersebut sebagai layanan buat masyarakat dengan mengungkap pertentangan antara penampilan terbuka AS dan apa yang dikatakannya di dalam pertemuan tertutup. Jaksa Agung AS Eric Holder, Senin, mengatakan kepada wartawan penyelidikan pidana terhadap WikiLeaks sedang dilakukan.

Pada Senin, Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton menyatakan WikiLeaks bertindak secara tidak sah dengan menyiarkan bahan tersebut. Ia mengatakan pemerintah Amerika Serikat akan melakukan "tindakan agresif untuk menganggap mereka yang mencuri informasi ini sebagai pihak yang bertanggung jawab".(ANS/Ant)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Bertemu dengan Barack Obama tidaklah gampang, walau yang meminta adalah sesama presiden. Bila ingin bertemu dengan presiden Amerika Serikat (AS) yang tengah populer itu, Slovenia harus memenuhi syarat, yaitu bersedia menjadi tempat penitipan seorang napi asal Guantanamo.

 
Presiden Obama keluar dari Air Force One

Demikian menurut salah satu bocoran dokumen rahasia pemerintah AS. Bocoran itu dipublikasikan oleh laman Wikileaks, Minggu 28 November 2010, dan dimuat pula oleh sejumlah media massa internasional di AS dan Eropa.

Wikileaks mengungkapkan bahwa satu set lengkap dokumen itu terdiri dari 251.287 data dan terdiri dari 261.276.536. "Ini tujuh kali lebih banyak dari 'The Iraq War Logs,' yang merupakan bocoran informasi rahasia yang sudah dipublikasikan sebelumnya," tulis Wikileaks.

Harian Inggris, Daily Mail, mengungkapkan salah satu bocoran dokumen yang menyebutkan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi Slovenia bila ingin mempertemukan presiden mereka dengan Obama. Syaratnya, harus mengambil seorang tahanan dari Guantanamo.

"Slovenia tampaknya diberitahu bahwa bila ingin ada pertemuan dengan presiden, maka mereka harus bersedia menerima seorang tahanan," tulis Daily Mail mengutip bocoran dokumen itu, yang merujuk kepada tahanan asal kompleks penjara Guantanamo.

Terletak di Teluk Guantanamo, lahan itu sebenarnya merupakan pangkalan angkatan laut AS yang mereka sewa dari Kuba. Namun, oleh Presiden George W. Bush, pada 2002 pangkalan itu beralih fungsi menjadi kompleks penjara bagi mereka yang diduga terlibat dalam terorisme.

Sebagian besar tahanan berasal dari Afganistan, Irak, dan juga menampung warga negara-negara lain. Tak lama setelah dilantik jadi presiden baru AS pada Januari 2008, Obama ingin agar semua tahanan dipindahkan dari Guantanamo dan selanjutnya menjalani pengadilan sipil.

Namun, proses itu tidak berjalan mulus karena sejumlah pemerintah lokal di AS menolak menampung mereka sehingga Washington terpaksa melobi negara-negara lain untuk bersedia menjadi tempat penampungan tahanan.

Sementara bocoran dokumen lain mengungkapkan bahwa AS pun berupaya membujuk negara pulau terpencil, Kiribati, untuk menampung sejumlah tahanan Muslim asal China. Kiribati pun ditawari insentif jutaan dolar.


Bahkan, menurut bocoran dokumen itu, Belgia kemungkinan juga dibujuk agar bersedia mengambil tahanan dari Guantanamo. Sebagai imbalan, AS akan membantu Belgia menjadi salah satu negara terkemuka di Eropa.


Satu set dokumen itu, menurut Wikileaks, menghimpun laporan kawat diplomatik dari tanggal 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010. Laporan ini berasal dari 274 kedubes, konsulat, dan kantor misi diplomatik AS di mancanegara.

Menurut stasiun televisi CNN, saat ditanya mengenai bocoran data-data itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley, hanya mengatakan bahwa bukanlah kebijakan AS untuk mengomentarinya.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Mahmoud Ahmadinejad tidak percaya kalau rentetan informasi yang dipublikasikan WikiLeaks dan sejumlah media Barat mengenai data rahasia pemerintah AS merupakan "bocoran." Presiden Iran itu malah menganggap Washington sengaja "melepas" informasi-informasi itu, yang diklaim sebagai data sensitif.

 
Mahmoud Ahmadinejad

Saat ditanya jurnalis stasiun televisi Press TV dalam suatu jumpa pers di Teheran, Senin 29 November 2010, mengenai bocoran informasi WikiLeaks, Ahmadinejad langsung menyergah, "Biarkan saya meralat. Materi itu bukan bocor, melainkan dilepas secara terorganisir."

"Pemerintah AS melepas data-data itu, yang tidak memiliki nilai legal dan tidak akan memiliki dampak politis atas kepentingan mereka," tutur Ahmadinejad. Dia pun menilai WikiLeaks itu hanya suatu permainan yang tidak perlu dikomentari dan tidak ada yang mau buang-buang waktu mengkajinya.

Maka, Ahmadinejad tidak mau ambil pusing atas bocoran dari WikiLeaks yang menyebutkan bahwa sejumlah negara Arab di Timur Tengah mendesak AS menyerang Iran dan mengenai kesiapan Israel untuk menggempur negara di Teluk Parsi itu karena dicurigai mengembangkan senjata nuklir.

"Negara-negara di kawasan itu seperti sahabat dan saudara. Informasi yang menyimpang itu tidak akan mengganggu hubungan mereka," kata Ahmadinejad.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Lima media massa utama internasional, Minggu 28 November 2010, mempublikasikan sejumlah bocoran informasi yang disebarkan laman WikiLeaks. Bocoran itu membuat AS resah karena mengungkap laporan komunikasi diplomatik Washington dengan para pejabat sejumlah negara mengenai isu-isu sensitif. Wikileaks mengungkapkan bahwa satu set lengkap dokumen itu terdiri dari 251.287 data dan terdiri dari 261.276.536 kata. "Ini tujuh kali lebih banyak dari 'The Iraq War Logs,' yang merupakan bocoran informasi rahasia yang sudah dipublikasikan sebelumnya," tulis Wikileaks.


Blogger Yahoo, Zachary Roth, lalu menghimpun sepuluh topik bocoran informasi Wikileaks yang paling hangat diulas kelima media massa, yaitu New York Times (AS),  Guardian (Inggris), Der Spiegel (Jerman), Le Monde (Prancis) and El Pais (Spanyol).

Menurut Roth, sebagian besar topik itu merupakan isu utama dalam tiga tahun terakhir, diantaranya masalah nuklir Iran, Korea Utara, hingga tahanan Guantanamo.

Berikut ini sepuluh topik utama bocoran informasi rahasia AS dari WikiLeaks:

1. Sejumlah negara Timur Tengah jauh lebih khawatir atas program nuklir Iran ketimbang yang mereka ungkapkan kepada publik. Menurut salah satu laporan, Raja Abdullah dari Arab Saudi berulangkali meminta AS untuk "memotong kepala ular." Ini bisa diartikan menyerang program nuklir Iran. Pemimpin Qatar, Yordania, Uni Emirat Arab, dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya juga mengutarakan pandangan yang sama.

2. Duta Besar AS untuk Korsel Februari 2010 melapor kepada Washington bahwa China mungkin akan mendukung reunifikasi Korea sekaligus menjauhi Korea Utara. Menurut pejabat-pejabat China, seperti dikutip Guardian, sekutunya itu dianggap sebagai "anak manja."

3. Pemerintahan Barack Obama menawarkan "insentif" bagi negara-negara yang bersedia menjadi tempat penampungan baru bagi tahanan AS dari Guantanamo. Contohnya, pemimpin Slovenia ditawari bertemu dengan Presiden Obama dan Kiribati dibujuk bantuan jutaan dolar.

4. Wakil Presiden Afganistan, Ahmed Zia Massoud, dilaporkan pernah membawa uang tunai US$52 juta saat mengunjungi Uni Emirat Arab pada 2010. Pemerintah Afganistan tercemar oleh tuduhan korupsi. Massoud sendiri membantah membawa uang keluar dari negaranya.

5. AS berupaya memindahkan uranium olahan tingkat tinggi dari suatu reaktor nuklir di Pakistan. AS khawatir Pakistan akan membangun senjata nuklir. Upaya itu dimulai pada 2007 dan terus berlangsung.

6. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton memerintahkan para diplomat AS untuk mengorek informasi mengenai mitra-mitra asingnya. Bocoran dokumen dari WikiLeaks juga mengindikasikan bahwa Clinton bisa jadi telah meminta para diplomat untuk memata-matai rencana Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, atas Iran serta informasi mengenai Sudan, Afganistan, Pakistan, Somalia, dan Korut.

7. Departemen Luar Negeri AS mencap Qatar sebagai negara terburuk di kawasan Teluk dalam hal penanggulangan terorisme. Dinas keamanan Qatar dilaporkan "enggan untuk bertindak atas sejumlah teroris karena khawatir akan ketahuan sebagai sekutu AS dan memicu serangan balasan," demikian ungkap suatu laporan.

8. Perdana Menteri (PM) Rusia, Vladimir Putin, dan PM Silvio Berluconi dari Italia dilaporkan ternyata lebih akrab dari yang diduga sebelumnya. Putin telah memberi Berlusconi "hadiah-hadiah mahal" dan sejumlah kontrak energi yang menguntungkan. Berlusconi tampaknya kian berperan sebagai jurubicaranya Putin di Eropa," ungkap salah satu laporan. 

9. Hisbullah dilaporkan terus mendapat pasokan senjata dari Suriah, padahal Presiden Bashar Assad berjanji kepada AS untuk tidak lagi mengirim senjata kepada kelompok itu.

10. Sejumlah laporan memberi ungkapan maupun kesan yang tidak enak didengar untuk beberapa pemimpin. Putin disebut sebagai "anjing alpha" dan Presiden Hamid Karzai dari Afganistan terkesan "digerakkan oleh paranoia." Kanselir Jerman, Angela Merkel, dinilai "menghindari risiko dan jarang kreatif." Sementara itu, pemimpin Libya, Muammar Khadafi, dilaporkan berjalan-jalan dengan seorang suster "blonde menggairahkan" asal Ukraina.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Washington DC: Wikileaks kembali membocorkan dokumen militer Amerika Serikat. Kali ini situs pembongkar kasus tersebut mengungkapkan, intelijen AS yakin Iran telah memperoleh sejumlah peluru kendali atau rudal terdepan yang mampu menghantam Eropa dari Korea Utara. Demikian dokumen AS yang dibocorkan Wikileaks dan dikutip New York Times, Ahad (28/11).

Surat kabar itu, dalam kawat diplomatik tertanggal 24 Februari, mengatakan: "Penilaian intelijen rahasia Amerika menyimpulkan bahwa Iran telah memperoleh sebuah tempat penyembunyian rudal-rudal terdepan, berdasarkan pada rancangan Rusia".

Iran telah memperoleh 19 rudal Korea Utara, versi R-27 Rusia yang telah ditingkatkan, dari Korea Utara. Dalam kawat diplomatik itu disebutkan pula: "Telah berusaha keras untuk menguasai teknologi sebagai upaya untuk mengembangkan generasi baru rudal."

Atas permintaan pemerintah Presiden AS Barack Obama, New York Times mengatakan mereka setuju untuk tidak mempublikasikan naskah kawat diplomatik itu. "Versi rudal terdepan Korea Utara itu, dikenal sebagai BM-25, dapat membawa sebuah hulu ledak nuklir," kata surat kabar tersebut, yang menambahkan rudal itu memiliki jarak tembak hingga 2.000 mil atau lebih dari 3.000 kilometer.

"Jika ditembakkan dari Iran, rudal dengan jarak itu, menurut teori akan melepaskan hulu ledaknya mencapai sasaran sejauh Eropa Barat, termasuk Berlin. Jika ditembakkan ke arah barat laut, hulu ledak itu dapat mencapai Moskow," kutip Wikileaks.(ANS/Ant)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

VIVAnews - Pengelola laman Wikileaks kembali membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) resah. Setelah beberapa waktu silam mengungkapkan sejumlah dokumen militer Pentagon (Departemen Pertahanan), Wikileaks akhir pekan lalu memaparkan dokumen-dokumen rahasia komunikasi diplomatik AS dengan sejumlah negara.

 
Ayatollah Ali Khamenei (kanan) dan Mahmoud Ahmadinejad

Menurut stasiun televisi BBC, Minggu 28 September 2010 waktu setempat, bocoran dokumen itu berupa kawat diplomatik yang diterima Washington dari sejumlah kedutaan besar (Kedubes) AS di sejumlah negara. Kawat diplomatik itu merupakan laporan atas sikap pemimpin atau pemerintah sejumlah negara atas berbagai isu, yang tidak boleh dipublikasikan untuk umum.

Selain Wikileaks, sudah ada sejumlah media yang turut mempublikasikan bocoran dokumen itu, diantaranya The New York Times dari AS dan surat kabar Guardian dari Inggris.

Salah satu bocoran yang menarik adalah sikap pemimpin sejumlah negara Arab - termasuk Raja Abdullah dari Arab Saudi - yang menginginkan AS agar menyerang Iran untuk mengatasi isu senjata nuklir. Sikap itu berasal dari sejumlah negara Arab yang bersekutu dengan AS.

Menurut harian Guardian, Raja Abdullah berulangkali mendesak AS agar menyerang Iran untuk menghancurkan fasilitas nuklir, karena dikhawatirkan bisa digunakan menjadi bom atom. Dia "berulangkali meminta AS untuk menyerang Iran agar mengakhiri program senjata nuklirnya," demikian ungkap salah satu kawat diplomatik.

"Dia bilang kepada Anda [Amerika] untuk memotong kepala ular," kata Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Adel a-Jubeir. Menurut bocoran dokumen, al-Juberi menulis kalimat itu dalam suatu laporan pertemuan antara Abdullah dengan panglima militer AS di Timur Tengah, Jenderal David Petreaus, pada April 2008.

Permintaan yang sama, menurut laporan sejumlah Kedubes AS di Timur Tengah, juga diutarakan sejumlah negara Arab. Bocoran kawat diplomatik itu juga mengungkapkan bagaimana Israel berambisi untuk menjadi kekuatan nuklir utama di Timur Tengah dan siap untuk sendiran berperang melawan Iran.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, pada Juni 2009 percaya diri bahwa ada peluang antara "enam hingga 18 bulan dari sekarang untuk menghentikan Iran dalam membuat senjata nuklir." Setelah itu, kata lanjut Barak, "solusi militer apapun akan menghasilkan kerusakan susulan yang tidak dapat diterima."  

Hingga kini, Wikileaks mengakui baru mempublikasikan 200 dari 251.287 data yang mereka peroleh dari sumber tertentu. Berikut topik sejumlah bocoran data laporan lainnya dari kawat diplomatik AS yang dipublikasikan Wikileaks, seperti yang dikutip laman stasiun televisi BBC:

- Upaya Iran untuk mencontoh roket-roket Korea Utara untuk rudal jarak jauh.
- Korupsi di tubuh pemerintahan Afganistan, yang terbukti kian parah saat seorang pejabat senior ditemukan membawa uang tunai sebesar US$50 juta saat dinas ke luar negeri.
- Upaya untuk mengosongkan kamp penjara di Teluk Guantanamo. Salah satunya adalah permintaan kepada diplomat Slovenia agar bersedia memungut seorang napi bila mereka ingin bertemu dengan Presiden AS, Barack Obama.
- Jerman pada 2007 diberi peringatan agar tidak menangkap sejumlah agen Dinas Intelijen CIA yang terlibat dalam suatu operasi, dimana seorang warga Jerman yang tidak bersalah ditangkap karena bernama sama dengan seorang tersangka militer. Warga itu ditangkap dan ditahan di Afganistan.
- Instruksi dari Menteri Luar Negeri Hillary Clinton kepada pejabat AS agar memata-matai kepemimpinan Perserikatan Bangsa-bangsa.
- Dugaan hubungan antara pemerintah Rusia dengan kriminal yang terorganisir.  
- Percakapan Presiden Yaman kepada Panglima Militer AS saat itu, Jenderal David Petraeus, mengenai serangan atas basis-basis al-Qaida di negaranya. "Kami akan terus bilang bahwa bom-bom itu milik kami, bukan punya kalian," kata presiden Yaman.
- Upaya AS untuk mencegah Suriah mengirim senjata kepada kelompok Hisbullah di Lebanon.

Wikileaks juga membocorkan laporan mengenai kekhawatiran diplomat atas materi nuklir Pakistan yang bisa digunakan sebagai bom atom. Para diplomat pun mengeluhkan maraknya praktik peretasan jaringan komputer, yang diduga didukung oleh pemerintah China.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Teheran (ANTARA/Xinhua-0ANA) - Menteri intelijen Iran Kamis mengatakan beberapa pelaku serangan teroris baru-baru ini yang menewaskan seorang akademisi Iran dan melukai beberapa lainnya telah ditahan, menurut Press TV satelit setempat dalam laporannya.

"Dengan penahanan orang-orang ini, kami telah menemukan petunjuk baru untuk menangkap pelaku lainnya," kata Heidar Moslehi.

Heidar Moslehi
 
"Tiga agen spionase Mossad, CIA dan M16 memainkan peran dalam serangan-serangan itu," kata Moslehi tanpa mengidentikasi orang-orang yang ditahan dan tanpa menyebut kapan mereka ditahan.

Sebelumnya, para pejabat Iran Senin menuduh negara-negara Barat dan Israel melakukan upaya pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir tersebut, kata televisi negara IRIB TV dalam laporannya.
Mostafa Mohammad Najjar mengatakan bahwa CIA dan Mossad selalu memusuhi Iran.
"Mereka ingin menjegal kemajuan keilmuan bangsa kami," kata Mohammad Najjar.

Penahanan itu dilakukan ketika kepala negosiator Iran Saeed Jalili sedang mempersiapkan untuk pembicaraan dengan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton di Jenewa pada 6-7 Desember, pertemuan pertama antara Iran dan negara-negara barat setelah lebih dari setahun.

Pakar nuklir Majid Shahriyari tewas oleh serangan bom ke mobilnya di Teheran pada Senin, dan seorang ilmuwan nuklir lain terluka pada ledakan berbeda di dalam kota pada saat yang sama.

"Sebagian dari kelompok yang mendalangi serangan teroris belum lama ini telah tertangkap. Mossad, CIA dan MI6 telah memainkan perannya dalam insiden ini dan dengan menahan orang itu kami menemukan bukti-bukti baru," menurut siaran televisi yang mengutip Moslevi, mengkaitkan keterlibatan badan intelijen Israel, Amerika Serikat dan Inggris.

"Mereka yang bekerja sama dengan badan mata-mata itu... memiliki rencana lebih banyak, tetapi mereka telah dihentikan," tambahnya, tanpa memberikan jumlah orang yang ditahan atau informasi lainnya.
Iran sedang bertikai dengan negara barat atas program nuklirnya.

Pihak barat khawatir kegiatan nuklirnya bertujuan untuk membuat bom tetapi Iran berulang kali menyangkal ini, mengatakan mereka hanya dibangun untuk membangkit listrik.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Rabu menuduh PBB menjadi kaki tangan dalam serangan bom itu, menambahkan negerinya menganggap negara-negara yang mengemukakan resolusi terhadap Teheran harus bertanggung jawab.

Bom kedua pada Senin melukai Fereydoun Abbasi-Davani yang mendapat sanksi PBB karena menurut Dewan Keamanan PBB ia terlibat dalam dugaan penelitian persenjataan nuklir.
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, London: Dokumen Diplomatik AS terbaru yang dibocorkan Wikileaks berisi kekecewaan dan kritik terhadap kekuatan militer Inggris di Afganistan yang dinilai kalah dari pasukan AS dari tahun 2007-2009, demikian yang dilansir BBC, Jumat (3/12).

Dokumen itu juga mengatakan AS dan Afganistan kecewa dengan kinerja pasukan Inggris yang gagal mengamankan Provinsi Helmand. Kritik pedas terhadap militer Inggris tersebut tercantum dalam kawat diplomatik yang dibocorkan Wikileaks dan dimuat oleh harian Inggris The Guardian.

Jenderal AS yang membawahi pasukan NATO pada 2007, Dan MacNeil, dikutip mengatakan tentara Inggris mengacaukan strategi umum pasukan koalisi di Helmand. Ia juga mengatakan sangat terkejut dengan upaya pasukan Inggris yang dilaporkan mengacaukan dengan taktik pengamanan yang salah.

Dalam pertemuan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Senator John McCain pada Desember 2008, Presiden Karzai mengatakan pihaknya lega karena marinir AS dikirim untuk membantu misi pasukan Inggris di Helmand.

Kawat diplomatik yang dikirim dari kedutaan AS tertanggal akhir tahun 2008 menyebutkan bahwa AS dan Presiden Karzai memiliki pandangan yang sama bahwa pasukan Inggris tidak mampu mengamankan Helmand tanpa dukungan pasukan AS. Pesan diplomatik lain dari menteri luar negeri Afghanistan menyebutkan kemampuan tempur pasukan Inggris tidak sebanding dengan pasukan AS. Menanggapi bocoran Wikileaks ini, juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Inggris menjalankan tugas dengan baik.

"Pasukan kami bisa mengatasi tantangan di lapangan, mampu meningkatkan keamanan, dan selalu siap menghadapi kelompok perlawanan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris. (BBC/JAY/ARI)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Pendiri situs Wikileaks Julian Assange mengatakan Pentagon bertekad untuk menghancurkan website miliknya setelah situsnya tersebut merilis puluhan ribu dokumen rahasia militer AS. Assange yang berbicara dalam sebuah debat di sebuah universitas di London pada hari Kamis lalu menyatakan keseriusan adanya serangan terhadap situs miliknya itu.

Julian Assange, Pendiri WikiLeaks
 
"Pentagon telah menuntut ... bahwa kita harus menghancurkan, benar-benar menghancurkan, publikasi sebelumnya, termasuk publikasi tentang Afghanistan," AFP mengutip pernyataan Assange.
"Pentagon sedang mencoba untuk membangun kasus spionase dan menghancurkan organisasi kami," tambahnya.

Assange menolak klaim bahwa situsnya ini terobsesi untuk menyerang militer Amerika, tetapi ia menyatakan, "Kami harus berurusan dengan negara itu, jika kita ingin menangani - bahkan sebagian masalah kerahasiaan di dunia"

Dalam perdebatan itu, ia mengulangi apa yang dikatakan sebelumnya bahwa situsnya telah mengakses secara massal informasi rahasia dari berbagai negara dan mengumumkannya apapun tanpa jadwal publikasi.
Pada tanggal 23 Juli website diterbitkan sekitar 77.000 dokumen-dokumen rahasia militer AS.

Meskipun WikiLeaks sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan merilis 15.000 laporan lebih lanjut tentang intelijen AS, namun janji itu belum terealisasi. Situs Wikileaks saat ini sedang down atas alasan sedang maintenance rutin.(fq/prtv)

Sumber: http://www.eramuslim.com/
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Senapan andalan milik tentara Amerika, yang telah menjadi andalan selama 40 tahun ini, terbukti kurang efektif digunakan di Afghanistan dalam melawan pejuang Afghanistan.

 US Army Yang Sedang Menggunakan M-4

Akibatnya, Amerika Serikat mengkaji ulang kinerja senapan M-4 dan mempertimbangkan beralih ke senjata api yang lebih besar, dan mengganti senapan yang sudah digunakan militer AS sejak tahun 1960an tersebut.
M-4 merupakan versi update dari M-16, yang dirancang untuk pertempuran jarak dekat di Vietnam.

Namun dalam sebuah penelitian Angkatan Darat AS menunjukkan bahwa peluru kaliber 5.56 mm yang ditembakkan dari M-4, tidak dapat mempertahankan kecepatan untuk menargetkan sasaran lebih dari 1.000 kaki/300 meter, demikian sebuah laporan pemberitan Arab News, Jumat 21 Mei.

Di medan pertempuran Afghanistan yang berbukit-bukit seringkali pasukan koalisi pimpinan Amerika melakukan pertempuran yang cukup jauh dengan mujahidin Taliban. Dengan jarak tembak sekitar 2.000-2.500 kaki/600-800 meter.

Untuk mengatasi masalah ini, militer AS menunjuk 9 tentara dalam setiap infanteri sebagai sniper/penembak jitu, demikian keterangan mayor Thomas Ehrhart, dalam penelitian Angkatan Darat tersebut. Sniper tersebut dilengkapi senapan baru M-110 dengan peluru kaliber 7.62 mm dan diklaim akurat hingga jangkauan 2.500 kaki/800 meter.

AKan tetapi mereka tetap menggunakan m-4 untuk mengantisipasi pertempuran jarak dekat di perkampungan, yang selama ini mereka seringkali salah sasaran dan mengenai warga sipil.
Meskipun tentara penjajah AS-NATO menggunakan senjata canggih apapun, mujahidin Taliban tetap mampu melawan mereka, sebuah prestasi luar biasa dari pejuang yang menggunakan peralatan tempur seadanya.

[muslimdaily.net/arabnews]
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:

Liputan6.com, Stockholm: Surat perintah penangkapan internasional akan dikeluarkan Swedia untuk pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange. Dengan berbekal surat perintah ini, maka negara lain dapat mengekstradisi Assange ke Swedia. Keputusan ini diambil setelah pengadilan setempat menyetujui permohonan penahanan pria kelahiran Queensland, Australia, pada 1971, karena selalu mangkir dari panggilan pemeriksaan atas kasus perkosaan yang dituduhkan pada dirinya.

Julian Paul Assange

Namun, seperti dilansir situs cryptome.org, lelaki berusia 39 tahun itu seharusnya dinyatakan tidak bersalah. Terutama, sampai terbukti bersalah dalam kasus perkosaan. Menurut Guardian.co.uk, Jumat (19/11), Mark Stephens, pengacara Julian Assange, mengatakan kliennya telah diizinkan meninggalkan Swedia oleh pengadilan. Hal itu terjadi setelah jaksa penuntut menyampaikan melalui pengacara Assange di Swedia, Bjorn Hurtig, bahwa mantan peretas dan pemrogram komputer itu bebas untuk meninggalkan negara itu tanpa diinterogasi terlebih dahulu.

Sedangkan pengacara Assange lainnya, Leif Silbersky, mengatakan kliennya telah diinterogasi oleh polisi di Stockholm, Swedia, selama satu jam pada September silam.

Marianne Ny, pemimpin kasus ini, mengatakan: "Alasan permintaan saya adalah kita perlu menginterogasinya. Sejauh ini, kita belum bisa bertemu saudara Assange untuk diinterogasi." Ia menambahkan, surat perintah penangkapan internasional tersebut akan dikeluarkan melalui Interpol.

Seperti dilansir Reuters, kantor kejaksaan mulai menyelidiki dugaan perkosaan yang dilakukan oleh Assange. Assange dituduh memperkosa seorang wanita, serta melakukan pelecehan seksual terhadap wanita lainnya dalam pertemuan terpisah di Swedia pada Agustus silam. Surat perintah penangkapan pertama kali diterbitkan juga pada Agustus silam, namun dibatalkan dalam waktu 24 jam. Ketika itu jaksa mengatakan, tuduhan terhadap Assange tidak berdasar.

Menurut hukum Swedia, penganiayaan adalah bukan kejahatan seks. Namun, mencakup pelanggaran seperti ceroboh atau melakukan kontak fisik yang tidak sesuai. Bila terbukti bersalah, pelaku dapat dikenakan denda atau mendekam satu tahun di penjara. Jauh sebelum kasus ini terungkap, Assange mengatakan, ia telah diperingatkan oleh intelijen Australia sebelum tuduhan itu terjadi. Pendiri WikiLeaks, situs yang kerap membocorkan dokumen rahasia Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon, itu juga menyadari akan menghadapi perlakuan yang mendiskreditkan dirinya.(DES/ANS)
Posted by Rifan Syambodo Categories: Label:



LAPORAN CIA TENTANG BAGAIMANA MENAIKKAN DUKUNGAN DARI NEGARA-NEGARA EROPA BARAT DALAM PERANG AFGHAN

CONFIDENTIAL//NOFORN (RAHASIA)

CIA Red Cell

Memorandum Khusus Red Cell
11 Maret 2010

Afghanistan: Upaya Mempertahankan Dukungan dari Eropa Barat kepada NATO -Pemimpin Operasi- Bertumpu pada Sikap Apatis Tidak Akan Cukup (C//NF)

Penarikan dukungan pasukan Belanda oleh pemerintahnya dari Afghanistan menunjukkan lemahnya dukungan Eropa terhada NATO-pemimpin misi ISAF (International Security Assitance Force / Tentara Aliansi). Beberapa negara anggota NATO,Perancis dan Jerman, memperhatikan apatisme publik terhadap Afghanistan untuk meningkatkan kontribusinya dalam misi tersebut, tetapi perbedaan tersebut dapat menjurus ke arah permusuhan yang nyata apabila peperangan tersebut menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak dan jika negara-negara lain melakukan hal yang sama seperti Belanda, mempertanyakan bantuan pasukan. Red Cell mengundang pakar pakar strategi komunikasi dan analisis opini publik dari CIA di Departemen INR (Intelegence and Research) untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih baik terhadap Perancis, Jerman, dan negara Eropa Barat lainnya. (C//NF)

Apatisme Publik Memungkinkan Pemimpin Mengabaikan Permintaan. . .(C//NF)

Rendahnya dukungan publik terhadap misi Afghanistan telah menjadikan Para Pemimpin Perancis dan Jerman ke posisi yang tidak menguntungkan dalam hal meningkatkan jumlah pasukan tambahan ke ISAF. Berlin dan Paris mengatur jumlah dukungan pasukan agar tetap di posisi ketiga dan keempat di peringkat jumlah pasukan ISAF, meskipun 80 persen responden ISAF menyatakan perlunya peningkatan jumlah personel ISAF, berdasarkan jajak pendapat INR di tahun 2009.

·         Hanya sebagian kecil (antara 0,1 sampai 1,3 persen) responden Perancis dan Jerman menyatakan Afghanistan sebagai isu penting yang dihadapi negaranya. Masyarakat menyatakan “stabilisasi Afghanistan”bukan sebagai prioritas utama bagi pemimpin Amerika dan Eropa, berdasarkan jajak pendapat GMF (German Marshall Fund) dua tahun lalu.

·         Berdasarkan jajak pendapat INR di tahun 2009, dinyatakan oleh sebagian besar penduduk Jerman dan Perancis bahwa misi Afghanistan adalah hal yang sia-sia bagi kita. Sentimen “bukan urusan kita” juga dilontarkan publik mengenai pengiriman pasukan ke Afghanistan.

. . .Jatuhnya Korban Jiwa Juga Menyimpan Dendam (C//NF)

Jika perkiraan-perkiraan di atas menjadi kenyataan di Afghanistan, pasifnya Perancis dan Jerman yang tidak terlalu menyetujui keberadaan pasukannya disana, akan menimbulkan permusuhan yang nyata dan meningkatkan ketegangan politik. Sinyalmen sebelumnya, korban sipil yang jatuh dikarenakan pasukan Perancis dan Jerman di Afghanistan dapat menjadi titik balik mereka dari status koalisi oposisi pasif menjadi penarikan pasukan aktif sesegera mungkin. (C//NF)

Komitmen Perancis dan Jerman terhadap NATO adalah menjaga jumlah pasukan, tetapi para pemimpinnya harus membayar mahal penambahan jumlah pasukan atau menambah waktu pendudukan ini dengan konsekuensi politik yang mahal. Jika Kekuatan politik dalam negeri Belanda memaksa untuk memberangkatkan (pasukan,-penj), politisi di tempat lain akan berupaya mendengarkan publik. Perancis dan Jerman dalam dua tahun terakhir mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi meningkatnya perlawanan, tetapi belakangan keadaan menjadi lebih genting:

·         Untuk memperkuat dukungan, Presiden Sarkozy memanggil Komisi Nasional –persetujuannya tidak dibutuhkan ISAF-untuk mengesahkan misi Perancis setelah kematian 10 prajurit Perancis pada bulan Agustus 2008. Pemerintah dengan mudah meraih dukungan dan meredakan ketegangan dan memberikan dukungan kepada Sarkozy untuk memeberikan sekitar 3000 tentara tambahan. Berdasarkan jajak pendapat INR tahun 2009, bagaimanapun juga Sarkozy akan lebih rentan mendapat laporan tentang meningkatnya jumlah korban, karena partainya menghadapi pemilihan penting Maret ini dan dukungan kepada ISAF sudah menurun sejak 31 Maret 2009.

·         Dampak politik bagi Jerman yang melakukan serangan udara di Kunduz pada bulan September 2009 yang membunuh puluhan warga sipil Afghanistan, menimbulkan opini yang serius ketika isu ini sampai ke ranah publik. Konselir Merkel-yang sudah menunjukkan sikapnya yang tidak terlalu setuju terhadap kebijakan politik Afghanistan-memperhatikan secara serius dampak dari isu nasional ini, dan akan lebih berhati-hati dalam memberikan kontribusi terhadap ISAF. (C//NF)

Berita Selanjutnya Dapat Mencegah atau Minimal Menimbulkan Reaksi (C//NF)
Masyarakat Eropa Barat akan memberikan respon terhadap militer yang lebih besar dan korban jiwa yang jatuh di kalangan sipil jika mereka dengan jelas dapat melihat hubungan antara hasil di Afghanistan dan prioritas negara masing-masing. Strategi komunikasi yang konsisten dan berkesinambungan mengenai kontribusi pasukan ke NATO menjadi isu utama masyarakat Eropa Barat dapat berubah menjadi apatisme ke bentuk perlawanan kepada ISAF, dan memberikan pandangan yang lebih luas kepada para politisi untuk mendukung pendudukan di Afghanistan. (C//NF)

Perancis Memperhatikan Penduduk dan Tawanan. Fokus terhadap berita bahwa ISAF menguntungkan penduduk sipil Afghan dan dengan mengambil contoh-contoh penting dapat membatasi dan bahkan mungkin menghilangkan pertentangan terhadap misi Afghanistan. Selanjutnya itu akan meningkatkan kepedulian terhadap sipil dan tawanan. Pendukung ISAF yang beranggapan  bahwa pendudukan ini menolong penduduk Afghan menurun tajam di tahun 2009 berdasarkan survei INR, sedangkan di sisi lain kelompok yang menganggap misi tersebut memakan korban sipil terus meningkat. Kontradiksi mengenai “ISAF lebih banyak menebarkan kerusakan dibanding kebaikan” sangatlah penting, khususnya bagi minoritas Muslim Perancis:
·         Menyoroti dukungan luas Afghan untuk ISAF dapat menunjukkan dampak positif operasi terhadap para penduduk Afghan. Sekitar dua per tiga penduduk Afghan mendukung kehadiran pasukan ISAF di Afghanistan, berdasarkan jajak pendapat resmi ABC/BBC/ADR pada bulan Desember 2009. Berdasarkan jajak pendapat INR yang diterbitkan tahun 2009, narasumber Perancis dan Jerman percaya bahwa penduduk Afghan menolak kedatangan ISAF-sekitar 48 dan 52 persen- dan ini lebih memungkinkan dalam hal penolakan partisipasi dalam misi tersebut.

·         Sebaliknya, berita yang mendramatisasi konsekuensi negatif kekalahan ISAF terhadap penduduk sipil Afghan dapat membuat Perancis (dan negara Eropa lainnya) disalahkan karena meninggalkan mereka. Peluang mengalahkan Taliban akan didapat dari memprovokasi Perancis dengan isu pendidikan wanita, isu ini menjadi titik tolak pemenangan opini dari komunitas besar sekular di publik di Perancis

·         Kontroversi media yaitu pengusiran 12 orang pengungsi Afghan di akhir tahun 2009 menjadi kisah yang menunjukkan bahwa isu pengungsi Afghan sangat berpengaruh terhadap masyarakat Perancis. Pemerintah Perancis telah menyerukan perang melawan kejahatan perdagangan manusia dan mungkin isu ini bisa digunakan untuk membenarkan pendudukan NATO, dimana akan terjadi krisis pengungsi jika NATO kalah.

Jerman Khawatir Mengenai Biaya dan Prinsip Misi ISAF. Di Jerman dari kubu penentang pendudukan ISAF khawatir bahwa perang di Afghanistan adalah hal yang sia-sia, mereka juga berpendapat itu bukanlah urusan Jerman, dan pendudukan itu bukan hal yang patut dari sudut pandang normatif, hal ini di peroleh berdasarkan jajak pendapat INR yang dilaksankan pada tahun 2009. Kubu ini dapat dibungkam dengan melontarkan bukti hasil pekerjaan, memperingatkan tentang konsekuensi yang didapat dari kekalahan Jerman dan menjamin Jerman menjadi rekan yang sangat penting di misi NATO.

·         Menggarisbawahi kontradiksi antara pesimisme Jerman tentang ISAF dan optimisme Afghan tentang misi tersebut secara skeptisme sia-sia misi tersebut. Jajak pendapat yang sama oleh ABC/BBC/ADR diketahui bahwa 70% penduduk Afghan berpikir bahwa negara mereka berjalan ke arah yang tepat dan akan membaik di tahun 2010, sementara jajak pendapat GMF tahun 2009 menunjukkan bahwa responden Jerman pesimis tentang stabilisasi kondisi Afghanistan.

·         Berita yang didramatisir dari konsekuensi kekalahan NATO akan melawan presepsi yang meluas bahwa Afghanistan bukan merupakan urusan Jerman.  Sebagai contoh, berita yang menggambarkan bagaimana kekalahan di Afghanistan dapat meningkatkan aktivitas terosime, opium, dan tawanan perang akan mengurangi skeptisme.

·         Penekanan terhadap aspek hubungan multilateral dan aspek kemanusiaan akan memunculkan kepedulian Jerman untuk melakukan hal bermanfaat di perang dan keinginan untuk meningkatkan hubungan multilateral. Sekalipun mereka trauma dengan konflik bersenjata, Jerman akan menghilangkan ketakutan itu dan mennjukan komitmen mereka kepada NATO seperti yang dilakukan di semenanjung Balkan di tahun 90-an. Responden Jerman akan menjadikan ini alasan untuk menyatakan dukungannya kepada NATO, berdasarkan jajak pendapat INR tahun 2009. (C//NF)

Perbandingan Antara Presiden Obama dan Wanita Afghan akan Memunculkan Daya Tarik

Kepercayaan diri masyarakat Perancis dan Jerman kepada kemampuan Presiden Obama untuk mengelola hubungan luar negeri dan Afghanistan dengan baik, hal ini penting untuk misi ISAF dan juga tidak kalah penting dengan menunjukkan ekspresi kekecewaan bagi sekutunya yang tidak membantu.

·         Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan di bulan Juni 2009, sekitar 90 persen responden Perancis dan Jerman percaya pada kemampuan presiden dalam mengambil kebijakan luar negeri. Jajak pendapat yang sama menunjukkan 82% dari responsden Perancis dan 74% responden Jerman percaya pada kemampuan presiden untuk memulihkan kondisi di Afghanistan, walaupun pada nantinya strategi Amerika akan mengikis kepercayaan tersebut.

·         Jajak pendapat yang sama juga menunjukkan bahwa, ketika respondden mengingatkan bahwa Presiden Obama sendiri telah meminta untuk ditingkatkannya jumlah pasukan di Afghanistan, dukungan mereka terhadap hal ini meningkat secara dramatis, dari 4% ke 15% untuk penduduk Peracis, dan dari 7% ke 13% persen untuk penduduk Jerman. Total presentasi mungkin kecil tetapi tanggapan mereka dipandang sama dengan yang terjadi di Eropa pada umumnya. (C//NF)

Para wanita Afghan dapat dijadikan sebagai simbol ideal bagaimana peperangan antara ISAF dan Taliban sangat bernilai humanisme karena kesempatan para wanita ini untuk menyatakan pendapat dan pengalaman mengerikan mereka selama berada di bawah pemerintahan Taliban. Kesempatan para wanita Afghan untuk berbicara di media dan berbagi kisah mereka dengan para wanita Perancis, Jerman, dan Eropa akan menimbulkan dukungan mreeka kepada misi ISAF.

·         Berdasarkan jajak pendapat INR tahun 2009 para wanita Perancis 8% lebih sedikit mendukung dibanding para prianya, sedangkan para wanita Jerman 22% lebih sedikit dibanding prianya dalam hal mendukung peperangan tersebut.

·         Media yang menampilkan kisah-kisah wanita Afghan akan sangat  efektif jika disiarkan di program-program yang banyak disaksikan para wanita. (C//NF)

Catatan
ISAF (International Security Assistance Force; bahasa Indonesia: Pasukan Bantuan Keamanan Internasional) adalah misi keamanan yang dipimpin oleh NATO di Afghanistan, didirikan oleh Dewan Keamanan PBB pada 20 Desember 2001. sebagaimana disebut dalam Perjanjian Bonn
ISAF pada awalnya ditugaskan untuk mengamankan Kabul dan wilayah sekitarnya dari Taliban, al Qaeda dan faksi perang lainnya, sehingga memungkinkan untuk dibentuknya Pemerintahan Transisi Afghanistan yang dipimpin oleh Hamid Karzai. Pada bulan Oktober 2003, Dewan Keamanan PBB memerintahkan perluasan misi ISAF pada seluruh Afghanistan, dan ISAF kemudian memperluas misi dalam 4 tahap utama di seluruh Afghanistan. Sejak tahun 2006, ISAF terlibat dalam operasi tempur yang lebih intensif di Afghanistan Selatan, yang cenderung berkelanjutan pada tahun 2007 dan 2008. Serangan terhadap ISAF di bagian lain Afghanistan juga meningkat.

Pada bulan Januari 2009, ISAF memiliki 55.100 pasukan. ] Pasukan ini berasal dari 26 negara anggota NATO, 10 negara mitra, dan 2 negara non-NATO / non-mitra, Negara yang berkontribusi terhadap pasukan tersebut termasuk Denmark, Kanada, Amerika Serikat, Britania Raya, Italia, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Spanyol, Turki, Polandia, dan sebagian besar anggota Uni Eropa dan NATO termasuk Australia, Selandia Baru, Azerbaijan, dan Singapura. Intensitas pertempuran yang dihadapi negara kontributor cukup beragam, dimana Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada memiliki jumlah korban yang cukup signifikan pada operasi tempur yang intensif.
 
Komunitas Intelijen Amerika Serikat atau United States Intelligence Community (IC) adalah sebuah badan kerjasama dari 16 instansi independen dan departemen di Amerika Serikat bekerja secara terpisah atau bersama-sama dalam melakukan kegiatan intelijen yang dianggap baik dalam hubungan luar negeri dan melakukan perlindungan atas kepentingan-kepentingan keamanan nasional di Amerika Serikat. Anggota dari organisasi Komunitas Intelijen atau Intelligence Community (IC) termasuk didalamnya badan-badan intelijen, intelijen militer, sipil dan analisa intelijen dan kantor-kantor di departemen eksekutif federal. Komunitas Intelijen ini dipimpin oleh seorang direktur dari Badan Intelijen Nasional. Di antara berbagai tanggung jawab mereka, para anggota Komunitas ini bertugas untuk mengumpulkan dan memproduksi intelijen asing dan domestik, memberikan kontribusi untuk perencanaan militer , dan melakukan kegiatan spionase, komunitas ini dibentuk pada masa jabatan Presiden Ronald Reagan dengan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 12333 tertanggal 4 Desember 1981.
Sesuai dengan Inpres Nomor 12333 komunitas ini mempunyai enam agenda utama  yaitu :
  1. Mengumpulkan informasi yang diperlukan oleh Presiden, termasuk Dewan Keamanan Nasional, Sekretaris Negara, Sekretaris Pertahanan, dan pejabat eksekutif dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka;
  2. Memproduksi dan mengelolah data intelijen;
  3. Kumpulan informasi, melakukan kegiatan untuk melindungi terhadap, kegiatan intelijen yang ditujukan terhadap Amerika Serikat, dari kegiatan teroris internasional, kegiatan perdagangan obat bius, dan kegiatan lainnya sebagai penangkal atas seteru yang diarahkan kepada Amerika Serikat oleh kekuasaan, organisasi, orang dan agen dari pihak asing;
  4. Melakukan kegiatan khusus (didefinisikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung kebijakan luar negeri AS di luar negeri bertujuan dalam perencanaan dan sehingga pelaksanaan agar "peran Pemerintah Amerika Serikat tidak terlihat atau diketahui oleh publik," dan berfungsi untuk mendukung kegiatan-kegiatan seperti itu, tetapi yang tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik di Amerika Serikat, opini publik, kebijakan, media dan atau tidak termasuk kegiatan diplomatik atau pengumpulan dan produksi intelijen atau mendukung fungsi terkait);
  5. Sebagai badan administrasi dan dukungan kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan resmi di Amerika Serikat dan di luar negeri.
  6. Memberikan laporan intelijen kepada Presiden dari waktu ke waktu.

Anggota

The official seals of the 16 US Intelligence Community members.
IC yang terdiri dari 16 anggota (juga disebut elemen). Central Intelligence Agency (CIA) merupakan lembaga independen dari pemerintah Amerika. 15 unsur yang lain adalah kantor-kantor atau biro dalam departemen eksekutif federal. yang dipimpin oleh the Office of the Director of National Intelligence (ODNI), Badan Intelijen Nasional yang secara resmi tidak terdaftar sebagai anggota dari komunitas ini;

INR atau The Bereau of Intelligence and Research adalah biro intelejen di Departemen Dalam Negeri Amerika yang memiliki tugas menganalisis informasi. Biro ini didirikan di akhir perang dunia kedua (1942-1945). Biro ini memiliki 16 cabang . Pada bulan Juli 2004 NSA (National Security Archive) merilis laporan tentang perang Vietnam dan Iraq, diketuai oleh Thomas Hughes.

Pada bulan Juni 2009 FBI menangkap salah satu pegawai INR yang bernama Walter Kendall Myers karena menjadi agen ganda untuk pemerintah Kuba dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Dia memberikan informasi rahasia Amerika kepada pemerintah Kuba. Myers bekerja di INR sejak tahun 2000 sampai bulan Oktober 2007.

Pada tanggal 23 Oktober 2009 presiden Barack Obama menunjuk Philip S. Goldberg sebagai sekertaris jenderal INR.

Tim Penerjemah MuslimDaily.net

Sumber: http://muslimdaily.net/
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Promote Your Blog

Recent Posts

Recent Comments